Mohon tunggu...
Neni Hendriati
Neni Hendriati Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 4 Sukamanah

Bergabung di KPPJB, Jurdik.id. dan Kompasiana.com. Hasil karya yang telah diterbitkan antara lain 1. Antologi puisi “Merenda Harap”, bersama kedua saudaranya, Bu Teti Taryani dan Bu Pipit Ati Haryati. 2. Buku Antologi KPPJB “Jasmine(2021) 3. Buku Antologi KPPJB We Are Smart Children(2021) 4. Alam dan Manusia dalam Kata, Antologi Senryu dan Haiku (2022) 5. Berkarya Tanpa Batas Antologi Artikel Akhir Tahun (2022) 6. Buku Tunggal “Cici Dede Anak Gaul” (2022). 7. Aku dan Chairil (2023) 8. Membingkai Perspektif Pendidikan (Antologi Esai dan Feature KPPJB (2023) 9. Sehimpun Puisi Karya Siswa dan Guru SDN 4 Sukamanah Tasikmalaya 10. Love Story, Sehimpun Puisi Akrostik (2023) 11. Sepenggal Kenangan Masa Kescil Antologi Puisi (2023) 12. Seloka Adagium Petuah Bestari KPPJB ( Februari 2024), 13. Pemilu Bersih Pemersatu Bangsa Indonesia KPPJB ( Maret 2024) 14. Trilogi Puisi Berkait Sebelum, Saat, Sesudah, Ritus Katarsis Situ Seni ( Juni 2024), 15. Rona Pada Hari Raya KPPJB (Juli 2024} 16. Sisindiran KPPJB (2024). Harapannya, semoga dapat menebar manfaat di perjalanan hidup yang singkat.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tarif Pijit Three in One

19 Juni 2023   20:14 Diperbarui: 19 Juni 2023   20:20 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak itu tersenyum dan segera duduk di kursi. Saya yang sedang lesehan mengisi LMS  bersama Bu Ai, segera menutup laptop. Tenaga Ari cukup andal untuk anak ukuran kelas 2 SD. Dengan siku, dia memijit punggungku. Tangannya beralih ke pundak dan kepala. Sangat runut.

"Ari, pinter juga mijitnya. Belajar dari siapa, Nak?" tanyaku sambil menikmati pijitan three in one.

"Aku belajar alamiah saja, Bunda!" jawabnya pede.

"Masya Allah, bagus, Nak.Uangnya pasti sudah banyak, ya?"

"Udah ada seratus dua puluh satu ribu, Bunda."

"Wow, mantap! Uangnya buat apa, Nak?"

"Buat nraktir semua teman-teman di sekolah!" ujarnya yakin.

Sejenak aku kehabisan kata mendengar ucapannya.

"Wah, mulia benar hatimu, Ari. Semoga tetap sehat dan semangat, ya? Biar bisa nraktir temen-temen!"

"Iya, Bunda!'

Tangannya tak henti memijit kepalaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun