Mohon tunggu...
Neni Hendriati
Neni Hendriati Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 4 Sukamanah

Bergabung di KPPJB, Jurdik.id. dan Kompasiana.com. Hasil karya yang telah diterbitkan antara lain 1. Antologi puisi “Merenda Harap”, bersama kedua saudaranya, Bu Teti Taryani dan Bu Pipit Ati Haryati. 2. Buku Antologi KPPJB “Jasmine(2021) 3. Buku Antologi KPPJB We Are Smart Children(2021) 4. Alam dan Manusia dalam Kata, Antologi Senryu dan Haiku (2022) 5. Berkarya Tanpa Batas Antologi Artikel Akhir Tahun (2022) 6. Buku Tunggal “Cici Dede Anak Gaul” (2022). 7. Aku dan Chairil (2023) 8. Membingkai Perspektif Pendidikan (Antologi Esai dan Feature KPPJB (2023) 9. Sehimpun Puisi Karya Siswa dan Guru SDN 4 Sukamanah Tasikmalaya 10. Love Story, Sehimpun Puisi Akrostik (2023) 11. Sepenggal Kenangan Masa Kescil Antologi Puisi (2023) 12. Seloka Adagium Petuah Bestari KPPJB ( Februari 2024), 13. Pemilu Bersih Pemersatu Bangsa Indonesia KPPJB ( Maret 2024) 14. Trilogi Puisi Berkait Sebelum, Saat, Sesudah, Ritus Katarsis Situ Seni ( Juni 2024), 15. Rona Pada Hari Raya KPPJB (Juli 2024} 16. Sisindiran KPPJB (2024). Harapannya, semoga dapat menebar manfaat di perjalanan hidup yang singkat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerbung Anak: Putusnya Persahabatan

18 Juni 2023   20:31 Diperbarui: 18 Juni 2023   21:14 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sejak A Bari bersahabat dengan A Parjo, tetangga baru di rumah kontrakan Pak Ustaz, selalu ada saja keonaran.

Aneh sekali!

Padahal A Bari adalah kakak yang baik, yang selalu membantu Ibu di rumah. Tetapi kini tak lagi!

Hanya main, dan main saja kerjaannya, dan berbuat kenakalan. Bahkan Pak Tarja, gurunya, juga ditimpuk pakai batu oleh A Bari dan A Parjo, saat pulang sekolah. Pak Jamal pun pernah jadi sasarannya. Akibatnya, mereka distrap di sekolah.

Duh, memalukan! Padahal kami adalah keluarga Pak Guru, Ayah kami alm adalah seorang guru.

Tetapi, berita buruknya, A Bari sekarang sering berkelahi dengan A Parjo itu.

Wah, kok, bisa?

Pasalnya, A Parjo  memanggil A Bari dengan seburan si Arang, karena kulit A Bari memang hitam. A Bari membalasnya dengan sebutan kowek, karena A Parjo dan keluarganya suka berkata-kata keras dan kasar. Terus terang, aku tak suka sama mereka!

Menurut Teh Dini, keduanya pun berkelahi dengan sengit.

"Tadi A Bari disetrap lagi oleh Pak Tarja!" Teh Dini bercerita dengan suara pelan. Dengan takut-takut, dia melihat kiri kanan, takut perkataannya terdengar Ibu. Beliau pasti sedih, bila mendengar A Bari dihukum di sekolah.

Aku terkejut bukan main.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun