Hai, sahabat semua,
Memang berat, ya, jika harus memilih di antara dua jalan, yang sama-sama penting. Apalagi pilihan itu masing-masing punya kelebihan yang patut kita perjuangkan. Sehingga kadang membuat kita berat untuk memilih mana yang layak dan cocok, sehingga tidak akan ada penyesalan nantinya..
Hari ini Jumat, 12 Mei 2023, kami, Pengajar Praktik (PP) Kota Tasikmalaya, berkordinasi di SDN Galunggung, untuk persiapan akhir dalam rangka lokakarya orientasi yang akan dilaksanakan Sabtu, 13 mei 2023.
Salah seorang PP, dengan inisial RN, dihadapkan pada dua pilihan. Apakah memilih Pendidikan Profesi Guru Atau Pengajar Praktik?
Dalam tahun ini, RN lulus tiga program, yaitu P3K, PPG, sekaligus PP.
Wah, sangat prestisius! Keren sekali, bukan?
Sayangnya, tidak boleh ada double cost dalam program pemerintah. Makanya, kini RN galau.
Ketika berhadapan dengan pihak Disdik, saat persiapan akhir Lokakarya, RN nampak gundah.
Dapat dibayangkan, karena RN sudah berjuang begitu lama dan sulit, dengan mengikuti pembekalan secara daring, melewati tiga tahapan tes, menandatangani surat fakta integritas dan surat kesanggupan bermaterai.
Tetapi kini, RN harus memilih salah satu.
Pilih PPG atau PP?
Pihak Disdik memberi pengertian secara mendetail.
Untuk PP, RN akan tetap menjadi PP walau tak bertugas sekarang. RN bisa ditugaskan kembali jika ada program yang melibatkan PP. Ia akan ditulis sebagai prioritas.
Lain halnya dengan PPG. Sulit sekali untuk bisa masuk kembali di sana, apalagi dengan PPG, maka guru berpeluang mendapatkan tunjangan sertifikasi.
Jadi, bagaimana, nih?
Setelah mendapat penjelasan yang dapat diterima, serta mempertimbangkan masa depan, akhirnya RN memilih PPG, dan melepas PP.
"Maaf, ya, Bu, kami membuat Ibu kecewa, dengan menuntut Ibu untuk memilih salah satu program!" sesal pihak Disdik.
"Gak apa-apa, Pak. Tadinya saya takut mendapat sanksi, karena telah membuat surat pernyataan kesediaan menjadi PP, serta fakta integritas.'
"Tak akan ada sanksi, Bu. Tahun ini, Ibu parkir dulu dari PP, dan fokus pada PPG," jelas perwakilan Disdik.
"Terima kasih, Pak, saya pamit dulu!" pungkas RN.
Suasana haru menyelimuti kami, saat RN pamit, dan tidak akan hadir saat lokakarya besok. Padahal, RN telah membeli rompi pula. Hiks
Mudah-mudahan, pilihan RN adalah yang terbaik dan berkah adanya.
Semangat RN, kami sangat bangga memiliki sahabat sepertimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H