"Pah, mau!"
Tangan kecilnya, menggoyang-goyangkan lengan sang Ayah.
"Boleh!" sang Ayah mengangguk.
"Beli satu, Teh!" si anak mengambil satu jelly.
"Baik, Neng!"
Kambil kresek kecil, kumasukkan jelly lumut itu. Anak itu menerimanya dengan riang.
Si Ayah mengangsurkan uang lima ribu, yang kuterima dengan penuh rasa syukur.
Mereka pun berlalu. Berturut-turut pembeli datang. Mereka membeli jelly buatanku. Alhamdulillah, tujuh buah jelly telah diambil pembeli. Uang tiga puluh lima ribu tampak menyesak di dompetku.
Seorang berbadan kekar, mendekati mejaku. Dia menyodorkan secuil kertas bertuliskan angka lima ribu.
"Uang keamanan, Bu!" katanya tanpa basa-basi.
"Oh, iya, sebentar, Pak!" segera kucabut uang lima ribu dari dompet, kuniatkan sebagai sedekah, dan kuserahkan kepadanya. Dia mengangguk hormat, lalu menuju bestieku lainnya.