"Dari pada anak celaka!" tukasnya ketika Teh Dini protes.
Aku sangat menyesal, pohon kesayangan yang sedang berbuah lebat, ditebang gara-gara aku. Duh...
Sampai kini, luka tertusuk galah bambu masih membekas di atas bibirku, tak hilang meski sudah berpuluh tahun yang lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H