"Solusinya gimana, ya, Bu?" tanyaku galau, ketika pembagian rapor telah selesai.
"Ya, kita berkordinasi dulu dengan pihak UPTD, agar jelas aturannya, Bu!" jelas Ibu Kepala Sekolah.
Setelah ada petunjuk dari Bapak Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan akhirnya Feri bisa tersenyum lega, dan kembali menjadi murid kelas satu di kelasku.
Dia dianggap murid baru lagi, paling besar di kelas, dan paling bersemangat. Bahkan menjadi ketua kelas saat tahun ajaran baru dimulai.
"Makanya jadi guru jangan terlalu baik, muridnya jadi gak mau naik kelas!" seloroh teman-teman guru di sekolah.
Aku hanya bisa tersenyum kecut. Mungkin ini bentuk kegagalanku dalam membekali siswa dengan rasa percaya diri dan rasa optimis.
Duh, Feri...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H