Mohon tunggu...
Neni Hendriati
Neni Hendriati Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 4 Sukamanah

Bergabung di KPPJB, Jurdik.id. dan Kompasiana.com. Hasil karya yang telah diterbitkan antara lain 1. Antologi puisi “Merenda Harap”, bersama kedua saudaranya, Bu Teti Taryani dan Bu Pipit Ati Haryati. 2. Buku Antologi KPPJB “Jasmine(2021) 3. Buku Antologi KPPJB We Are Smart Children(2021) 4. Alam dan Manusia dalam Kata, Antologi Senryu dan Haiku (2022) 5. Berkarya Tanpa Batas Antologi Artikel Akhir Tahun (2022) 6. Buku Tunggal “Cici Dede Anak Gaul” (2022). 7. Aku dan Chairil (2023) 8. Membingkai Perspektif Pendidikan (Antologi Esai dan Feature KPPJB (2023) 9. Sehimpun Puisi Karya Siswa dan Guru SDN 4 Sukamanah Tasikmalaya 10. Love Story, Sehimpun Puisi Akrostik (2023) 11. Sepenggal Kenangan Masa Kescil Antologi Puisi (2023) 12. Seloka Adagium Petuah Bestari KPPJB ( Februari 2024), 13. Pemilu Bersih Pemersatu Bangsa Indonesia KPPJB ( Maret 2024) 14. Trilogi Puisi Berkait Sebelum, Saat, Sesudah, Ritus Katarsis Situ Seni ( Juni 2024), 15. Rona Pada Hari Raya KPPJB (Juli 2024} 16. Sisindiran KPPJB (2024). Harapannya, semoga dapat menebar manfaat di perjalanan hidup yang singkat.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Zaki

4 Desember 2022   10:04 Diperbarui: 4 Desember 2022   10:06 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Makasih, cantik!" kataku sambil kuacungi jempol.

Zaki sangat bahagia dan tampak serius melukis. Lukisannya tampak indah, dengan gradasi warna yang cukup bagus untuk anak seusianya.

Saat Tim Juri  mengumumkan kejuaraan, tak kusangka ternyata nama Zaki meraih juara kedua! Dia segera berlari ke arahku dan  menyalamiku dengan senyuman yang lebar, sebelum naik ke atas panggung.

"Selamat, ya, Nak!" kuusap kepalanya dengan bangga.

"Makasih, Bu!" suaranya tercekat di kerongkongan.

Para pemenang berfoto dengan senyum semringah, tetapi kulihat Zaki berkali-kali mengusap matanya.

Ternyata dia menangis!

Mungkin dia tak menyangka akan  mendapat hadiah yang cukup banyak, berupa piala dan alat gambar yang lengkap. Tetapi, bisa juga dia merasa sedih, melihat temannya difoto oleh Bunda mereka masing-masing yang menatapnya dengan penuh cinta.

Zaki, teruslah menjadi anak baik, biar ibumu bangga padamu, Nak! Semoga ayahmu secepatnya bisa kembali berkumpul besamamu di sini, batinku penuh haru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun