Mohon tunggu...
Neni Hendriati
Neni Hendriati Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 4 Sukamanah

Bergabung di KPPJB, Jurdik.id. dan Kompasiana.com. Hasil karya yang telah diterbitkan antara lain 1. Antologi puisi “Merenda Harap”, bersama kedua saudaranya, Bu Teti Taryani dan Bu Pipit Ati Haryati. 2. Buku Antologi KPPJB “Jasmine(2021) 3. Buku Antologi KPPJB We Are Smart Children(2021) 4. Alam dan Manusia dalam Kata, Antologi Senryu dan Haiku (2022) 5. Berkarya Tanpa Batas Antologi Artikel Akhir Tahun (2022) 6. Buku Tunggal “Cici Dede Anak Gaul” (2022). 7. Aku dan Chairil (2023) 8. Membingkai Perspektif Pendidikan (Antologi Esai dan Feature KPPJB (2023) 9. Sehimpun Puisi Karya Siswa dan Guru SDN 4 Sukamanah Tasikmalaya 10. Love Story, Sehimpun Puisi Akrostik (2023) 11. Sepenggal Kenangan Masa Kescil Antologi Puisi (2023) 12. Seloka Adagium Petuah Bestari KPPJB ( Februari 2024), 13. Pemilu Bersih Pemersatu Bangsa Indonesia KPPJB ( Maret 2024) 14. Trilogi Puisi Berkait Sebelum, Saat, Sesudah, Ritus Katarsis Situ Seni ( Juni 2024), 15. Rona Pada Hari Raya KPPJB (Juli 2024} 16. Sisindiran KPPJB (2024). Harapannya, semoga dapat menebar manfaat di perjalanan hidup yang singkat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Mencintaimu, Manis

2 Oktober 2022   21:00 Diperbarui: 2 Oktober 2022   21:15 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku Mencintaimu, Manis

Oleh Neni Hendriati

Aku mencintaimu, Manis

seluas samudra dengan segitiga bermudanya

begitu menggelegak 'tuk berpusar bersama

setinggi palung di laut dalam

yang menghantarkanmu ke nusa keajaiban

Kau kujadikan ratu dalam tiap helaan napas

Tersenyumlah bersama kicau burung

setia menemanimu di hamparan lembah kemakmuran

Gemericik air musik pengantar tidur

Dengan kerindangan pepohonan yang dihiasi beliatan akar

Ditiup bayu selasih, menpermainkan rambutmu

Suasana syahdu menggugah

bagai puisi sang pujangga

Dijaga sang Mahabharata

Sungguh, takkan ada polusi medsos di antara kita

Kau segalanya dalam kedipan gemerlap malam

Kaulah paling mengerti inginku

Merangkaklah di hadapanku, Manis

Jangan kau abaikan titahku

Jika tengadahkan muka

Aku takkan suka

Sekali kau berkata tidak

Kubungkam mulutmu dengan bara

Jangan kau lihat selainku, Manis

Karena ku 'kan membuatmu menyesal

dan menyesal

kau takkan dapat ditemukan

Akulah sang penguasa gudang-gudang pembangkang

Kecewa yang kau pekikkan, Manis

Tiap kali kau tak suka dengan yang kulakukan

Membuatku lebih kuat menyeretmu dalam kubang derita

Tangisanmu, pantang bagiku

Berhentilah, Manis

jangan kau sulut lagi angkaraku

kau sudah cukup mengerti,

Aku mencintaimu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun