Mohon tunggu...
Neni Komalasari
Neni Komalasari Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Pengembang dan Praktisi Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Book

"Sekejap" Resensi Sebuah Antologi Puisi Laksmi Purwandita

12 Agustus 2022   08:07 Diperbarui: 12 Agustus 2022   09:47 8978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Judul Buku: Sekejap, Sebuah Antologi Puisi

Penulis: Laksmi Purwandita

Penerbit: CV. Brizqha Media Qita (BMQ)

Tahun Terbit: 2022

Edisi: Pertama

Cetakan: Ke-1

Ukuran: 18,5 x 13 x 0,5 cm

Harga: Rp. 57.000,-

Jumlah Halaman: 91

Sinopsis:

"Sekejap" merupakan salah satu antologi puisi karya Laksi Purwandita berisi tentang 90 puisi pendek yang berisi tentang ekspresi penulis selama sebulan penuh di bulan Agustus 2021. "Sekejap" yang memiliki cover corong berisi es krim memiliki makna, sesuatu yang lekas cair. Layaknya "Sekejap" hanya dibaca sekali duduk dan berupa antologi puisi sederhana dan pendek, namun memberi kesan yang mendalam. Siapapun yang membaca "Sekejap" akan merasakan layaknya sedang mencicipi es krim yang menyegarkan, manis dan memberi kesan sesuatu yang diperlukan. 

Antologi Puisi "Sekejap"adalah sebuah tantangan menulis  3 buah puisi selama 30 hari di akun instagram @brimetapublisher. Penulis menuangkan pengalaman yang dialaminya sehari hari melalui bahasa sastra berbentuk puisi. Apa yang ditulis oleh penulis begitu apik, sederhana dan memberi kesan mudah dipahami. 

Kelebihan Buku: 

Dari segi fisik, buku ini sangat sederhana. Ukuran buku bisa dibawa kemanapun, sebab memiliki ukuran yang tidak terlalu besar dan tebal. Dari segi isi, tulisan mudah dipahami. Bahasa sastra biasanya cenderung memakai bahasa khias yang melangit tinggi, namun karya-karya Laksmi Purwandita tidak seperti itu. Gaya sastra yang dimiliki Laksmi Purwandita sangat sederhana namun tidak menghilangkan kesan estetika seni dalam bersastra. Penulis seolah ingin menyampaikan kesan kepada pembaca bahwa menulis sastra dalam bentuk puisi merupakan hal yang bisa dilakukan semua orang. Pengalaman sederhana dan sehari-hari pun bisa dituangkan dalam bentuk puisi.

Kelemahan Buku:

Bagi pembaca yang menelusuri perjalanan harian selama sebulan dalam antologi puisi "Sekejap", pembaca tidak akan menemukan makna utuh cerita setiap harinya. Penulis hanya menuangkan tulisan berupa sastra puisi berbentuk penggalan cerita. Alangkah lebih eloknya jika bisa mengemas satu cerita utuh seharian melalui rangkapan larik-larik puisi yang dikemas dengan bahasa sederhana. Dengan cara demikian pembaca akan benar-benar merasakan satu full makna cerita penulis selama satu bulan penuh. Seperti sebuah diary yang dirangkai melalui bahasa sastra puisi.

Simpulan:

"Sekejap" sebuah antologi puisi karya Laksmi Purwandita layak untuk dimiliki siapapun, terutama yang menyukai buku-buku sastra. Setelah membaca "Sekejap" pembaca akan memiliki perspektif yang berbeda tentang nilai sastra yang sebenarnya. Penulis mengajak pembaca untuk menggiring pembaca memaknai hidup, tanpa terkesan menggurui. 

Bacalah judul puisi pertama di halaman pertama. Penulis hanya ingin mengatakan kepada pembaca bahwa apa yang harus dimaksimalkan usaha dan disyukuri dengan berbagai kondisi adalah hari ini, bukan esok atau masa lampau. 

Aku Hanya Punya Hari Ini

Aku hanya punya hari ini

Kala senyum mentari menyapa

Aku hanya punya hari ini

Kala terik kerontang meraja

Aku hanya punya hari ini

Kala lembayung bergelayut di ujung senja

Aku hanya punya hari ini

Biar esok menjadi esok

Dan kemarin menjadi kemarin

Penulis hanya ingin menjelaskan seperti yang Allah jelaskan  dalam Q.S. Al-'Ashr. Allah bersumpah dengan media "waktu" atau "masa".  Dalam hal ini kita semua bisa menyimpulan bahwa waktu begitu berharga, karena tidak mungkin Allah menggunakannya sebagai sarana atau media sumpah jika tidak bernilai sangat penting. Waktu sesuatu yang sangat bernilai, berharga dan penting. Saya teringat salah seorang penafsir modern bernama Muhammad Asad. Dalam salah satu bukunya, The Message of the Qur`an,  dijelaskan kata al-'ashr menjadi   "the flight of time" (berlalunya waktu), bukan dengan sekadar "waktu/ masa". Sudah jelas ya begitu pentingnya waktu. 

Laksmi Purwandita ingin memberikan pemahaman pentingnya waktu hari ini. Maksimalkan dengan penuh rasa syukur dan bahagia. Tepat sekali penulis menuangkannya dalam puisi di lembar pertama. Penulis menuangkannya melalui bahasa sastra sederhana, tanpa terkesan menggurui. Rasanya perlu menyelami gaya bahasa sastra penulis dengan memiliki buku ini. Silahkan membeli dan memilikinya, selamat membaca. 

#NK

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun