Aku hanya punya hari ini
Kala terik kerontang meraja
Aku hanya punya hari ini
Kala lembayung bergelayut di ujung senja
Aku hanya punya hari ini
Biar esok menjadi esok
Dan kemarin menjadi kemarin
Penulis hanya ingin menjelaskan seperti yang Allah jelaskan  dalam Q.S. Al-'Ashr. Allah bersumpah dengan media "waktu" atau "masa".  Dalam hal ini kita semua bisa menyimpulan bahwa waktu begitu berharga, karena tidak mungkin Allah menggunakannya sebagai sarana atau media sumpah jika tidak bernilai sangat penting. Waktu sesuatu yang sangat bernilai, berharga dan penting. Saya teringat salah seorang penafsir modern bernama Muhammad Asad. Dalam salah satu bukunya, The Message of the Qur`an,  dijelaskan kata al-'ashr menjadi  "the flight of time" (berlalunya waktu), bukan dengan sekadar "waktu/ masa". Sudah jelas ya begitu pentingnya waktu.Â
Laksmi Purwandita ingin memberikan pemahaman pentingnya waktu hari ini. Maksimalkan dengan penuh rasa syukur dan bahagia. Tepat sekali penulis menuangkannya dalam puisi di lembar pertama. Penulis menuangkannya melalui bahasa sastra sederhana, tanpa terkesan menggurui. Rasanya perlu menyelami gaya bahasa sastra penulis dengan memiliki buku ini. Silahkan membeli dan memilikinya, selamat membaca.Â
#NK
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H