Tepat di belakangnya, kita akan melihat taman seperti bukit yang melengkung, Â yang dinamakan Taman Parkir, semua areanya ditanami rumput, lebih jauh tampak di belakangnya, ada dua kubah warna putih, dan inilah yang disebut Gedung Planetarium.
Di sebelah area TIM ada tiga bangunan apartemen menjulang tinggi, yang kalau dilihat sepintas, seperti menyatu dengan area TIM tersebut, padahal tentunya tidak, bangunan apartemen tersebut adalah bangunan yang kebetulan saja terletak di sebelah komplek TIM.
Di sebelah kiri area halaman TIM, tampak berdiri sebuah patung berwarna coklat, patung seorang pria yang sedang membawa sebuah gitar.Â
Patung tersebut adalah patung sang maestro musik, yaitu Ismail Marzuki. Seorang putra Betawi asli, yang berkat jasa dan kontribusinya di bidang musik di tanah air, Â selain dinobatkan sebagai salah satu pahlawan nasional, nama beliau juga diabadikan menjadi nama pusat kesenian di Jakarta yaitu Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki.
Sebelum lanjut ke bahasan mengenai Taman Ismail Marzuki ini, Â rasanya ingin juga saya berbagi cerita sedikit, Â bahwa saya juga seorang penggemar berat lagu-lagu beliau.Â
Waktu saya kecil, ayah saya membeli satu kaset, full satu kaset tersebut side A dan side B-nya terdiri dari lagu-lagunya Ismail Marzuki, yang kalau tidak salah,  dinyanyikan oleh  Zwesti Wirabuana.Â
Kaset ini unik, untuk setiap lagu yang akan diperdengarkan, akan terlebih dahulu dibuka oleh sebuah narasi tentang lagu tersebut, kapan diciptakan oleh Ismail Marzuki, lagunya menceritakan tentang apa, bahkan tentang siapa itu Ismail Marzuki.Â
Dari situlah saya mengenal Ismail Marzuki, selain tentunya telah mengenalnya di bangku sekolah. Saya hafal beberapa lagunya sampai sekarang, sebut saja: Juwita Malam, Kopral Jono, Payung Fantasi, Jangan Ditanya, Tinggi Gunung Seribu Janji, Sabda Alam, Aryati, Halo-Halo Bandung, Melati Di Tapal Batas, Indonesia Pusaka, Bandung Selatan Di Waktu Malam, Gugur Bunga, Rindu Lukisan, dan masih banyak lagi.Â
Salah satu yang terfavorit adalah lagu yang berjudul Sepasang Mata Bola, saya sampai sengaja mengajarkannya kepada anak saya, agar hafal lagu tersebut, lagu indah abadi, dan saya bilang kepada anak saya itu, kalau pas mata pelajaran SBK dan salah satunya diharuskan tampil menyanyi di depan kelas, coba bawakan lagu ini dengan baik, insyaallah kamu akan dapat nilai yang tinggi. Meskipun saya tidak tahu, apakah setelah itu, anak saya benar-benar mengikuti saran saya itu atau tidak.
Mari kita lanjut untuk membahas TIM lagi. Masih di area depan (halaman TIM), di sebelah kiri, tampak ada satu bangunan panjang, dan ternyata gedung ini namanya memang Gedung Panjang.Â
Untuk bisa memasukinya harus meniti anak tangga, dan anak tangga di bagian bawah, dikelilingi kolam kecil, yang di bagian depannya persis berdiri patung Ismail Marzuki yang tadi sudah saya sebutkan di awal.Â