Kereta api memang transportasi kesayangan yang penuh dengan sejuta kenangan. Bukan hanya buat saya, tapi saya yakin, juga buat sebagian besar penggunanya yang datang dari berbagai kalangan.
Ada yang tahu atau masih ingat dengan lagunya Didi Kempot yang berjudul Stasiun Balapan? Lagu tersebut kurang lebih menceritakan kisah seseorang yang mengantarkan kekasihnya ke stasiun kereta yaitu Stasiun Balapan, salah satu stasiun kereta yang berada di kota Solo (Surakarta).
Sepenggal liriknya yang berbunyi “Da dada sayang. Da slamat jalan.” Terdengar sangat romantis, meskipun ternyata ending dari lagu ini cukup sedih, karena sang kekasih yang diantar ke stasiun kereta tersebut, setelahnya tidak pernah memberikan kabar beritanya lagi.
Menurut pemikiran saya, bukan tidak mungkin, lagu ini dicipatakan oleh Mas Didi Kempot berdasarkan kenangan dan pengalaman pribadi beliau.
Terbayang ya, hanya dengan mengantarkan seseorang ke stasiunnya saja, bisa menjadi kenangan, apakah itu kenangan indah atau kenangan pahit. Apalagi kalau kenangannya itu adalah kenangan sepanjang perjalanannya, mungkin akan menjadi kenangan yang sangat istimewa.
Saya pun punya “memori kereta api” sendiri. Belum puluhan kali, tetapi saya sudah menggunakan kereta api keluar kota ini bukan sekali dua kali saja.
Saya pernah naik kereta api ke Jogya, Malang, Surabaya, Bandung, Sukabumi, dan Cianjur.
Dari semua perjalanan dengan menggunakan transportasi kereta api ini, masing-masing punya kisah dan tujuan sendiri-sendiri.
Seperti misalnya kisah naik kereta api yang paling terbaru yang saya alami, yaitu ketika saya naik kereta api dari Jakarta ke Surabaya pada pertengahan bulan Agustus di tahun 2022 ini. Kurang lebih baru satu bulan yang lalu.