Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pertemuan Tahunan ke-25 Dewan Asosiasi Furnitur Asia, Begini Arahan Menkop UKM Teten Masduki

28 Februari 2024   10:11 Diperbarui: 28 Februari 2024   10:13 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Permintaan furnitur ramah lingkungan diperkirakan mencapai 51,02 miliar USD pada tahun 2022. Meskipun angka ini baru mencapai 6.7% dibandingkan dengan permintaan furnitur secara keseluruhan, yakni sebesar 766 miliar USD," ucapnya.

Karena itu, potensi ini perlu terus dikembangkan, bersinergi dengan semua pemangku kepentingan di dalam negeri, dan tentu saja berkolaborasi dengan dunia internasional yang saling menguntungkan.

Dalam kesempatan itu, MenkopUKM Teten Masduki menyampaikan pemerintah berkomitmen mendukung pertumbuhan wirausaha baru yang ramah lingkungan terutama di bidang furnitur dan kerajinan.  Ia menilai potensi pertumbuhan wirausaha ramah lingkungan terus meningkat dari waktu ke waktu.

Berdasarkan hasil riset KemenKopUKM dan UNDP tahun 2021 menunjukan sebanyak 84 persen pelaku usaha (termasuk di sektor UMKM) tertarik pada bisnis ramah lingkungan.

Di sisi lain, sebanyak 58 persen pelaku usaha memulai bisnis untuk memperbaiki lingkungan, dan 56 persen memproduksi pakaian ramah lingkungan, produk rendah karbon, dan sistem pengurangan limbah.

"Kami berkomitmen untuk terus mendukung industri furnitur dan kerajinan agar dapat berkembang secara berkelanjutan. Kami percaya kerja sama antara pemerintah, industri, dan lembaga terkait akan membawa kita menuju masa depan yang lebih baik," ucapnya.

Salah satu dukungan yang diberikan  yaitu dengan membangun Rumah Produksi Bersama (RPB) komoditas rotan di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. RPB ini bertugas mengolah bahan baku rotan menjadi bahan baku setengah jadi (Fitrit, Poles) dan Furnitur.

RPB juga dibangun di Labuan Bajo, NTT untuk memproduksi bambu laminasi sebagai bahan pengganti kayu. Bersama Pemerintah Daerah NTT, KemenKopUKM telah membudidayakan bambu di lahan seluas 100 ribu hektare.

"Bersama Pemda kita akan kembangkan menjadi sekitar 100 ribu hektare lahan untuk budidaya bambu. Ini potensi yang sangat besar untuk mengembangkan dan memproduksi timber untuk furnitur," kata Teten.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Pasok Kebutuhan Furnitur di IKN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun