Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Refleksi Satu Dekade Penyelenggaraan Jaminan Sosial, Dulu Ogah, Kini Antre Ajak Kerjasama

12 Januari 2024   14:07 Diperbarui: 12 Januari 2024   14:08 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Ketua DJSN Agus Suprapto menjelaskan
penyelenggaraan jaminan sosial di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat selama 1 dekade terakhir. Terlihat dari meningkatnya cakupan kepesertaan, kualitas layanan, dan manfaat yang diberikan.

Dalam catatan DJSN, jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional di Indonesia pada 2023 mencapai 96,3% atau telah melebihi target peta jalan 2023 yang 91%. Sementara itu, jumlah peserta Jaminan Sosial Ketenagakerjaan di Indonesia pada 2023 mencapai 42% sedikit di bawah target peta jalan 2023 (43,92%).

"Tren positif ini dinilai perlu dilanjutkan di masa mendatang. Kita berharap jaminan sosial terus berlangsung di Indonesia dan memberikan manfaat bagi Indonesia untuk mendorong generasi emas ke depan. Karena bagaimanapun negara harus hadir untuk memberikan perlindungan sosial bagi seluruh penduduk di Indonesia," ucapnya.

Bila seluruh masyarakat Indonesia terlindungi jaminan sosial kesehatan, maka akan meningkatkan rasa aman, dan memberikan manfaat untuk mendorong generasi emas 2045.

Meski penyelenggaraan Jaminan Sosial berkembang pesat, namun bukan berarti perjalanannya ke depan fine-fine saja. Tentu saja akan berhadapan dengan sejumlah tantangan dan resiko. Di antaranya, resiko kecelakaan kerja, perubahan segmentasi kepesertaan dari pekerja formal ke pekerja informal (portabilitas).

Menurut Agus, Indonesia masih menghadapi penyakit yang tidak diketahui datang dari mana. Sebanyak 19,9 persen penduduk Indonesia di 2040 berusia lanjut dan risiko kesehatan sangat besar. Diproyeksikan pada 2040 penduduk berusia lanjut mencapai 19,9% dari total penduduk di Indonesia.

Tantangan lainnya yaitu perlindungan jaminan sosial bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI). Di samping itu, risiko pekerja kita juga makin besar sebagaimana kejadian beberapa hari terakhir.

"Saat ini, risiko terpapar penyakit katastropik dan risiko dalam pekerjaan semakin meningkat. Kami berpendapat perlindungan sosial masih sangat dibutuhkan siapa pun presiden yang memimpin. Sehingga meningkatkan rasa aman, produktivitas dan dapat terhindar dari risiko kemiskinan," ucapnya.

Adanya tantangan-tantangan tersebut, Agus berharap dapat diatasi melalui kerja sama dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan.

Dirut BPJS Kesehatan Ghufron Mukti (kiri) memberikan keterangan (dokpri)
Dirut BPJS Kesehatan Ghufron Mukti (kiri) memberikan keterangan (dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun