Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Membangun Karakter Tangguh Melalui Olahraga Beladiri

11 Desember 2023   19:36 Diperbarui: 11 Desember 2023   20:35 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Ada dua jenis kompetisi, yaitu kata atau jurus (kalau di pencat silat mungkin sama dengan jurus tunggal) dan kumite atau "melawan musuh" atau bertarung. Anak saya memilih "kata", enggan memilih kumite, padahal bisa ikut dua-duanya juga.

Ok, tidak masalah. Terpenting, anak saya sudah punya keberanian untuk tampil. Tidak semua orang punya keberanian tampil di depan banyak orang. Berani tampil saja sudah nilai positif buat saya. Kalau akhirnya dapat medali emas atau juara, ya itu sih bonus saja.

Dua minggu jelang event, senpai memberikan latihan tambahan di luar latihan reguler (Jumat malam dan Minggu pagi). Latihan tambahan ini untuk memperkuat gerakan-gerakan atau jurus bagi yang mengikuti kategori "kata" dan mengunci lawan bagi yang mengikuti kategori "kumite".

Hari bertanding pun tiba. Anak saya bersiap mendapat giliran. Ada dua kohai yang siap menunjukkan kemampuan "kata"nya. Anak saya pakai sabuk merah, "lawannya" pakai sabuk biru. Tiga juri dengan dua bendera (merah dan biru) bersiap mengawasi jalannya kompetisi ini.

Dua kohai menunjukkan kemampuan penguasaan "kata" secara bersamaan. Diawali dengan salam penghormatan. Para kohai pun beraksi mendemonstrasikan setiap gerakan atau jurus. Teriakan khas olah raga karate terdengar. Menangkis, menendang, mendorong, kuda-kuda, dan entah gerakan apa lagi. Semua disertai dengan power.

Tidak lama aksi pun selesai. Para kohai diminta mundur dua langkah. Ketiga juri lalu mengibarkan bendera merah. Semua juri mengibarkan bendera merah. Sementara lawannya tidak mendapatkan bendera sama sekali. Itu artinya, anak saya menang! 3-0.

Anak saya pun dikalungi medali emas, lawannya medali perak. Anak saya tentu saja girang. Bertambah deh medali emas yang dia gantungi di kamarnya. Bertambah juga deh sertifikat kejuaraannya.

Sebelumnya, pada 18-19 November 2023 di Depok Mall (D'Mall), Kota Depok, Jawa Barat, anak saya juga mengikuti kompetisi Karate Depok Festival yang diadakan KONI Kota Depok bekerjasama dengan D'Mall. Alhamdulillah, di event itu anak saya meraih juara pertama.

Pada event sebelumnya, Minggu 6 Agustus 2023, anak saya juga meraih medali emas untuk kompetisi Nation Karate Championship "Swis Open 2023" di Gelanggang Olah Raga Kota Depok untuk kategori "kata".

Saya tanya apa yang membuat anak saya meraih medali emas? Apa yang dinilai? Kata anak saya, dilihat dari pemahaman dari teknik yang digunakan (bunkai). Ketepatan waktu, ritme, kecepatan, keseimbangan, dan fokus kekuatan (kime) juga menjadi penilaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun