1. Evaluasi infrastruktur fisik
Pastikan bahwa bangunan sekolah, kelas, dan fasilitas lainnya dapat diakses dengan mudah oleh anak-anak dengan berbagai jenis disabilitas, termasuk yang menggunakan kursi roda. Pastikan pula terdapat fasilitas toilet yang dapat diakses dengan baik oleh anak-anak dengan disabilitas.
2. Fasilitas pendukung
Pastikan ada fasilitas seperti rampa, lift, atau tangga berpegangan untuk memfasilitasi akses anak-anak dengan mobilitas terbatas. Tidak lupa sediakan pula peralatan dan teknologi pendukung, seperti alat bantu pendengaran atau perangkat lunak khusus, untuk siswa yang membutuhkannya.
3. Pelatihan untuk tenaga pendidik
Ada baiknya menyelenggarakan pelatihan bagi guru dan staf sekolah tentang pendekatan inklusif, strategi pengajaran untuk anak-anak berkebutuhan khusus, dan cara berinteraksi dengan anak-anak dengan disabilitas. Dengan demikian, tenaga pendidik dapat memberikan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak.
4. Penyesuaian kurikulum
Tinjau dan modifikasi kurikulum sekolah agar dapat mengakomodasi berbagai gaya belajar dan tingkat perkembangan anak-anak dengan disabilitas. Pastikan juga tersedia bahan ajar yang sesuai untuk anak-anak dengan berbagai jenis disabilitas.
5. Pengembangan rencana individual
Kolaborasi dengan tim pendukung, termasuk orang tua, terapis, dan ahli lainnya, untuk mengembangkan Rencana Pendidikan Individual (RPI) atau rencana pendukung serupa untuk siswa dengan disabilitas.
6. Sistem dukungan psikososial
Pastikan juga sekolah menyediakan layanan konseling dan dukungan emosional bagi siswa dengan disabilitas yang mungkin menghadapi tantangan tambahan dalam hal perkembangan sosial dan emosional.
7. Komunikasi dan kolaborasi
Pihak sekolah harus memfasilitasi komunikasi terbuka antara sekolah, orang tua, dan staf medis atau terapis yang bekerja dengan anak-anak berkebutuhan khusus. Tujuannya, agar orang tua dapat mengetahui lebih jauh perkembangan anaknya.
8. Evaluasi terus menerus
Lakukan evaluasi berkala terhadap program inklusi dan fasilitas sekolah untuk memastikan bahwa mereka terus memenuhi kebutuhan siswa dengan disabilitas. Tentu saja agar tujuan pembelajaran tercapai maksimal.
9. Keterlibatan orang tua
Peran orang tua dalam proses pendidikan anak-anak dengan disabilitas sangat penting. Salah satunya dengan mendengarkan masukan orang tua  tentang bagaimana sekolah dapat lebih baik mendukung anak-anak mereka.
10. Promosi kesadaran inklusi
Tidak lupa pula untuk menyelenggarakan kegiatan atau program yang tujuannya meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang inklusi bagi seluruh komunitas sekolah.
Dalam diskusi itu ditegaskan bahwa asesmen kesiapan sekolah harus menjadi langkah awal dalam perjalanan menuju pendidikan inklusif yang efektif. Â Asesmen ini untuk memastikan bahwa lingkungan sekolah dapat memberikan pendidikan yang relevan dan berkualitas bagi semua siswa, tanpa memandang jenis disabilitas yang mereka miliki.