Di sinilah letak salah satu perubahan dan perbedaan kurikulum merdeka dengan kurikulum sebelumnya. Kalau pada kurikulum sebelumnya siswa harus mengikuti semua mata pelajaran yang ada pada jurusan yang dia pilih, sedangkan pada kurikulum merdeka siswa akan mengikuti dan mendalami mata pelajaran yang mereka pilih.
Namun, yang harus diingat pemilihan "menu mata pelajaran" ini tidak semata berdasarkan minat siswa, melainkan juga berpatokan pada nilai raport. Maksudnya, agar menu mata pelajaran yang dipilih linear dengan program studi di perguruan tinggi sehingga pembelajaran menjadi lebih terfokus.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, pemilihan mata pelajaran kelompok mata pelajaran pilihan harus didasarkan kepada bakat, minat, potensi akademik siswa. Pemilihan mata pelajaran pilihan ini juga harus mempertimbangkan  orientasi jurusan yang akan dipilih oleh siswa saat dia melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Pada bagian ini sangat dibutuhkan bentuk pembinaan dan bimbingan yang optimal oleh satuan pendidikan terutama melalui program Bimbingan dan Konseling (BK). Tim guru BK akan membimbing siswa melalui tes minat dan bakat, tes potensi akademik dan teknik lainnya.
Saat sosialisasi itu, saya belum mendapat gambaran penamaan kelas XI. Apakah berupa angka atau nama minat mata pelajaran pilihan atau berdasarkan program studi yang dipilih di perguruan tinggi?
Baru mendapat gambaran ketika anak saya ditempatkan di kelas XI.4. Ternyata, anak saya memilih menu dua karena berminat untuk meneruskan pendidikan tinggi di bidang kedokteran dan sastra. Di dalam kelas ini jumlah siswa mencapai 41 orang. Entah di kelas lain apakah berjumlah sama? Bisa iya, bisa tidak. Tergantung seberapa banyak siswa memiliki minat yang sama.
Saya tanya ke wali murid di kelas XI.8 (kelas dengan kekhususan bidang sosiologi) jumlah siswanya 40 orang. Adapun jumlah rombongan belajar (rombel) kelas XI sampai 11 kelas.
Sabtu 5 Agustus 2023 lalu, Wali Kelas yang bernama Miss Tihabsah (guru mapel bahasa Inggris) mengundang wali murid untuk bersilaturahmi. Maklum, setelah tahun ajaran dimulai belum sekalipun bertemu dengan wali kelas. Terlebih group wali murid juga baru terbentuk beberapa hari lalu. Sebagai orang tua, saya menyambut baik pertemuan tersebut.
Sayang, dari 41 jumlah siswa di kelas, wali murid yang hadir hanya 11 orang saja. Sesuai dengan list di group siapa saja yang bisa hadir. Mungkin karena ada kegiatan atau agenda lain berbarengan waktunya. Karena tidak menunggu lebih lama lagi, pertemuan akhirnya dimulai.
Wali kelas menyampaikan kondisi beberapa ruangan di sekolah yang sedang direnovasi dan beberapa ruangan yang tidak bisa ditempati karena kondisi yang tidak memungkinkan, membuat ruang kelas siswa XI-4 tidak menetap. Berpindah-pindah. Harus "mengalah" dengan siswa kelas X.
"Masih dicari formulasi yang tepat yang membuat siswa kelas X dan kelas XI sama-sama enak. Apakah bergantian masuk pagi dan siang, atau bergantian belajar secara online atau PJJ. Misalnya minggu ini belajar di kelas, minggu besok online. Kalau kelas XII tidak bisa diganggu gugat memang harus masuk pagi," kata wali kelas.