Anak kedua saya saat ini duduk di kelas XI. Dalam kurikulum merdeka, saat ini tidak ada lagi penjurusan: kelas MIPA, IPS dan Bahasa. Semua berdasarkan pengelompokan minat siswa. Apakah minatnya ke kedokteran, psikologi, teknik, ahli biologi, sastra, bidang sosial, dan lain sebagainya.
Pengelompokan "menu pilihan kelompok mata pelajaran" ini menjadi linear dengan program studi yang dipilih ketika nanti memasuki jenjang pendidikan tinggi. Dengan kata lain, Kurikulum Merdeka berbeda dengan Kurikulum 2013. Pemilihan jurusan berdasarkan minat, bakat dan kemampuan akademis sesuai jurusan kuliah yang diminati.
Itu sebabnya, ketika siswa masih di kelas X, para siswa diminta mengisi mata pelajaran apa yang diminati dan program studi yang nanti akan dipilih. Tentu saja setelah berkonsultasi dengan guru BK atau Bimbingan dan Konseling. Dari data inilah nantinya siswa dikelompokkan dalam kelas dengan siswa yang memiliki minat yang sama.
Penjelasan mengenai hal ini disampaikan pihak sekolah kepada wali murid sebelum kenaikan kelas XI saat sosialisasi mekanisme pemilihan mata pelajaran pilihan calon siswa kelas XI tahun pembelajaran 2023/2024.
Pertemuan dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah dan didampingi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum serta Ketua Komite Sekolah. Sosialisasi dilakukan bertujuan untuk membangun pemahaman orang tua dan siswa atas pentingnya mengenali minat, bakat, dan kemampuan yang dapat mendukung rencana karier setelah SMA.
Pada kelas XI mata pelajaran yang diikuti oleh siswa dikelompokkan menjadi dua  yaitu mata pelajaran umum dan mata pelajaran pilihan. Setiap siswa mengikuti seluruh mata pelajaran umum yang terdiri dari Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila, Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, Seni dan Budaya,  Pendidikan Olahraga dan Kesehatan dan Sejarah.
Sementara untuk mata pelajaran pilihan, ada empat "menu pilihan". Menu satu meliputi mata pelajaran Prakarya, Matematika, Fisika, Kimia, Informatika. Menu dua meliputi Prakarya, Matematika, Kimia, Biologi, Bahasa Inggris Lanjutan. Menu tiga meliputi Prakarya, Matematika, Biologi, Ekonomi, Bahasa Jepang. Menu empat meliputi Prakarya, Ekonomi, Geografi, Sosiologi, Bahasa Inggris lanjutan.
Prakarya sendiri meski menjadi "menu pilihan" namun menjadi matapelajaran wajib yang harus diikuti. Dengan matapelajaran ini diharapkan dapat membentuk jiwa entrepreneur apapun program studi yang diambil nanti. Ketika lulus bisa menghasilkan enterpreneur-enterpreneur muda apapun profesinya nanti.
Memberikan keleluasaan kepada siswa memilih mata pelajaran pilihan adalah bentuk kemerdekaan bagi siswa untuk mendalami mata pelajaran tertentu sesuai dengan bakat minat mereka masing-masing.
Di sinilah letak salah satu perubahan dan perbedaan kurikulum merdeka dengan kurikulum sebelumnya. Kalau pada kurikulum sebelumnya siswa harus mengikuti semua mata pelajaran yang ada pada jurusan yang dia pilih, sedangkan pada kurikulum merdeka siswa akan mengikuti dan mendalami mata pelajaran yang mereka pilih.
Namun, yang harus diingat pemilihan "menu mata pelajaran" ini tidak semata berdasarkan minat siswa, melainkan juga berpatokan pada nilai raport. Maksudnya, agar menu mata pelajaran yang dipilih linear dengan program studi di perguruan tinggi sehingga pembelajaran menjadi lebih terfokus.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, pemilihan mata pelajaran kelompok mata pelajaran pilihan harus didasarkan kepada bakat, minat, potensi akademik siswa. Pemilihan mata pelajaran pilihan ini juga harus mempertimbangkan  orientasi jurusan yang akan dipilih oleh siswa saat dia melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Pada bagian ini sangat dibutuhkan bentuk pembinaan dan bimbingan yang optimal oleh satuan pendidikan terutama melalui program Bimbingan dan Konseling (BK). Tim guru BK akan membimbing siswa melalui tes minat dan bakat, tes potensi akademik dan teknik lainnya.
Saat sosialisasi itu, saya belum mendapat gambaran penamaan kelas XI. Apakah berupa angka atau nama minat mata pelajaran pilihan atau berdasarkan program studi yang dipilih di perguruan tinggi?
Baru mendapat gambaran ketika anak saya ditempatkan di kelas XI.4. Ternyata, anak saya memilih menu dua karena berminat untuk meneruskan pendidikan tinggi di bidang kedokteran dan sastra. Di dalam kelas ini jumlah siswa mencapai 41 orang. Entah di kelas lain apakah berjumlah sama? Bisa iya, bisa tidak. Tergantung seberapa banyak siswa memiliki minat yang sama.
Saya tanya ke wali murid di kelas XI.8 (kelas dengan kekhususan bidang sosiologi) jumlah siswanya 40 orang. Adapun jumlah rombongan belajar (rombel) kelas XI sampai 11 kelas.
Sabtu 5 Agustus 2023 lalu, Wali Kelas yang bernama Miss Tihabsah (guru mapel bahasa Inggris) mengundang wali murid untuk bersilaturahmi. Maklum, setelah tahun ajaran dimulai belum sekalipun bertemu dengan wali kelas. Terlebih group wali murid juga baru terbentuk beberapa hari lalu. Sebagai orang tua, saya menyambut baik pertemuan tersebut.
Sayang, dari 41 jumlah siswa di kelas, wali murid yang hadir hanya 11 orang saja. Sesuai dengan list di group siapa saja yang bisa hadir. Mungkin karena ada kegiatan atau agenda lain berbarengan waktunya. Karena tidak menunggu lebih lama lagi, pertemuan akhirnya dimulai.
Wali kelas menyampaikan kondisi beberapa ruangan di sekolah yang sedang direnovasi dan beberapa ruangan yang tidak bisa ditempati karena kondisi yang tidak memungkinkan, membuat ruang kelas siswa XI-4 tidak menetap. Berpindah-pindah. Harus "mengalah" dengan siswa kelas X.
"Masih dicari formulasi yang tepat yang membuat siswa kelas X dan kelas XI sama-sama enak. Apakah bergantian masuk pagi dan siang, atau bergantian belajar secara online atau PJJ. Misalnya minggu ini belajar di kelas, minggu besok online. Kalau kelas XII tidak bisa diganggu gugat memang harus masuk pagi," kata wali kelas.
Namun, sejatinya ia lebih senang jika proses belajar mengajar secara bertemu langsung bertatap muka dibandingkan dengan pembelajaran jarak jauh. Kalau PJJ akan banyak gangguan, terutama sinyal dan daya tangkap saat menerima pembelajaran yang mungkin tidak nyambung.
Karena pertemuan ini hanya segelintir wali murid, maka pertemuan untuk mengupas menu pilihan mata pelajaran pilihan pada kurikulum merdeka, dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya. Tidak efektif saja jika disampaikan hanya kepada segelintir orang saja.
Wali kelas akhirnya memutuskan wali murid yang hadir segelintir ini menjadi pengurus Korlas atau koordinator kelas. Strukturnya ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, wakil bendahara, humas dan dua "staf", serta bidang sosial (dua orang). Saya sendiri ditunjuk di bidang humas.
Pengurus Korlas ini fungsinya untuk menjembatani komunikasi dari pihak sekolah kepada wali murid. Selain itu, memfasilitasi masukan dan keluhan dari wali murid. Sebisa mungkin secara berkala ada pertemuan dengan wali murid untuk membuka ruang dialog dengan wali kelas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H