Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bagi Abah, Berjuta Kenangan di Pantai Pelabuhan Ratu

21 Juli 2023   20:49 Diperbarui: 21 Juli 2023   21:14 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya perhatikan Abah memandang ombak yang berlarian ke bibir pantai. Ditangkapnya ombak yang menerjang dirinya. Biasanya, Abah dan Enin tertawa lepas, kali ini Abah tertawa sendiri. Entah apakah Abah merasa pilu atau merasa sendiri? Tidak lama yang lain berbaur bersama Abah. Mengulang aktivitas yang dilakukan bersama Enin.

Kami berusaha mengejar sunset di Pantai Pelabuhan Ratu. Rasanya sudah lama juga tidak melihat sunset dengan keindahan warna langit yang bergradasi dan memantulkan cahaya di permukaan air laut. Indah banget. Mata tidak bosan melihat keindahan panorama lukisan sang pencipta.

Sayang, perburuan kami gagal. Mungkin posisinya yang kurang tepat. Titik sunsetnya terhalang oleh perbukitan, begitu analisa kami. Tidak apalah. Kami sudah cukup puas menikmati senja hingga maghrib menjelang. Kami pun kembali ke cottage.

Usai shalat maghrib, kami lanjut makan malam di saung-saung dekat pantai. Dari cottage tinggal jalan kaki saja. Cukup lapar juga memang, bermain di pantai tiada bosan. Apalagi anak saya yang bungsu, selepas dari pantai lanjut berenang di kolam berenang. Bagaimana energi tidak terkuras?

Selesai makan kami kembali ke cottage. Kami memutuskan untuk tidak menginap melainkan kembali ke Cibadak dan menginap di sana. Jam 10 malam kami pun meninggalkan cottage. Sayang juga sih sebenarnya. Rencana mengejar sunrise pun gagal.

Abah ketika ditanya apakah ingin menginap atau tidak, jawabnya terserah. Tetapi abang pertama saya mengusulkan untuk pulang saja mengingat keesokan harinya akan berziarah ke makam Enin. Kebetulan lokasi makamnya tidak begitu jauh dari rumah Bi Euis. 

Jika berangkat pagi dari Pelabuhan Ratu, itu akan melelahkannya. Mengingat yang menyupir abang saya, mau tidak mau, usulannya itu pun disepakati. Setidaknya, kami sudah memenuhi keinginan Abah healing di Pantai Pelabuhan Ratu. Semoga Abah senang dengan perjalanan ini.

Demikian sepenggal cerita wisata kami bersama Abah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun