Melihat sejumlah kelemahan ini, Â maka menurutnya, sistem kesehatan nasional mesti diperkuat. Termasuk di dalam sistem ini yaitu kapasitas pemberian layanan kesehatan, institusi, dan populasi untuk mempersiapkan dan merespons krisis secara efektif.
Prof. Zubairi menekankan, perbaikan sistem layanan kesehatan menjadi keharusan. Tanpa layanan berkualitas, masyarakat akan enggan datang untuk mendapatkan pertolongan. Pada akhirnya kepercayaan terhadap sistem kesehatan biomedis akan tergerus.
Dengan kata lain, lanjutnya, pandemi mengajarkan kita mengenai pentingnya membangun sistem kesehatan yang tidak hanya canggih dan sesuai EBM (evidence based medicine/pengobatan berbasis bukti), tetapi juga yang tahan dalam menghadapi tekanan seperti yang dihadirkan Covid-19. Hal yang lebih penting lagi adalah sistem kesehatan harus adil untuk setiap orang.
Prof Zubairi menyadari tingkat keparahan Covid-19 pada setiap negara tidak sama dengan berbagai kendala dan hambatan yang juga berbeda. Â Karena itu, kerja sama dan solidaritas internasional mutlak diperlukan untuk menghadapi pandemi-pandemi yang hampir pasti akan datang di masa depan.
"Solidaritas dan kerja sama ini penting. Â Tidak hanya untuk menghadapi pandemi, tetapi juga perubahan iklim dan berbagai masalah yang mengancam hidup manusia," tegas Prof. Zubairi yang akrab disapa Prof. Beri ini.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Moh Adib Khumaidi, saat memberikan kata sambutan, menyampaikan kolaborasi dan kesetaraan dalam pelayanan kesehatan dibutuhkan untuk meningkatkan derajat kesehatan sekaligus kesejahteraan masyarakat.
Kolaborasi ini perlu dilakukan pada seluruh aspek pelayanan, mulai dari preventif, promotif, kuratif, hingga rehabilitatif. Intervensi yang dilakukan pada semua aspek tersebut perlu dilakukan dengan porsi yang sama.
"Pandemi Covid-19 telah membuktikan penyakit bisa cepat ditangani apabila ada kolaborasi kuat dari lintas sektor," kata Prof. Zubairi yang pernah dipercaya menjadi Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini.
Dan, terbukti Indonesia mampu menanganinya karena seluruh pemangku kepentingan terlibat aktif dalam penanganan pandemi. Mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, organisasi profesi kesehatan, akademisi, peneliti, pelaku bisnis, tokoh masyarakat, media massa, hingga masyarakat umum.
Selain merenggut banyak jiwa dan mengungkapkan banyak kelemahan dalam sistem kesehatan di banyak negara, termasuk Indonesia, ternyata banyak dampak positif dari pandemi yang penting untuk perbaikan ke depan. Ya sebagaimana istilah silver lining: selalu ada kebaikan dari setiap peristiwa buruk yang menimpa manusia.