Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) mencatat mayoritas usia 13-24 tahun pernah memainkan esports dalam 1 bulan terakhir. Angkanya mencapai 87,5 persen. Ini mengartikan minat yang tinggi terhadap ekosistem olahraga elektronik, khususnya dari kalangan generasi milenial dan generasi z.Â
Demografi usia 15-35 tahun ini perfect market untuk industri esports. Penggemar saat ini juga menciptakan komunitas dengan engage yang baik sehingga memberi value juga untuk penggemar.
Â
Minat masyarakat yang besar ini juga mendorong perubahan stigma terhadap permainan video game. Jika dulu, orang tua cenderung menilai buruk bermain game, kini mendapat dukungan penuh untuk bisa menjadi pemain profesional (pro player) di dunia esports.
Â
Di sisi lain, puluhan tim esports di dunia terus melakukan perekrutan mencari bakat-bakat terbaik para gamers. Masifnya dukungan disertai penghasilan yang fantastis dari pemain profesional menjadi alasan mengapa pekerjaan ini kian diminati. Tidak sedikit di antaranya yang juga menjadi role model dan influencer.
Esports Charts yang mencatat  MLBB masih menempati posisi pertama sebagai gim paling banyak dimainkan oleh para pemain esports. Angkanya mencapai 2,8 juta pemain. Adapun, posisi selanjutnya diisi oleh judul League of Legends (LoL), Counter-Strike: Global Offensive (CS:GO), Valorant, dan Free Fire.
Indonesia sendiri masih menjadi salah satu negara yang berkembang progresif di Asia Tenggara dalam urusan esports. Indonesia juga cukup progresif dari segi penonton dan pemain di bidang ini.Â
Selamat bertanding!
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H