Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Aplikasi OLIN, Transformasi Digital Manajemen Apotek Kini Semakin Mudah

7 Juni 2023   15:27 Diperbarui: 7 Juni 2023   15:32 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal yang patut "disyukuri" ketika pandemi Covid-19 melanda dunia, termasuk Indonesia, kita "dipaksa" untuk beralih ke dunia digital. Mulai anak-anak, remaja, dewasa hingga usia lanjut mau tidak mau, suka atau tidak suka, harus bersahabat dengan teknologi digital.

Belajar dari rumah melalui aplikasi GoClass atau aplikasi lainnya, bekerja dari rumah melalui aplikasi Google Meet, berobat dari rumah melalui telemedecine, belanja dari rumah melalui berbagai marketplace, dan lain sebagainya.

Mungkin jika Covid-19 tidak menyapa, bisa jadi kita masih tergagap-gagap dengan teknologi. Tertinggal dengan negara lain, bahkan negara tetangga sekalipun, yang mungkin untuk mengejarnya butuh tenaga ekstra.

"Berkat" pandemi pula, masyarakat semakin menyadari pentingnya kesehatan. Tentu saja ditunjang oleh pesatnya perkembangan teknologi kesehatan di Indonesia. "Gara-gara" Covid-19, masyarakat akhirnya semakin familiar dengan hal-hal "berbau" digital.

Bisnis konvensional pun yang dulunya menguasai pasar mulai berbondong-bondong mengubah model bisnis mereka secara perlahan menjadi bisnis digital. Tentunya tidak ketinggalan juga yaitu transformasi digital pada bisnis apotek.

Seiring dengan itu, bertumbuhlah bisnis industri farmasi seperti apotek. Kini, apotek sangat mudah ditemui di mana-mana, mulai dari apotek rumahan hingga apotek waralaba yang memiliki cabang di berbagai tempat. Termasuk toko obat.

Sebagaimana diketahui, apotek memiliki peranan penting dalam sektor kesehatan di Indonesia. Apotek adalah garda terdepan dalam rantai pasok obat dan alat kesehatan kepada masyarakat. Apotek juga menjadi sarana distribusi obat atau farmasi dan alat kesehatan kepada masyarakat.

Kini, permintaan akan obat-obatan dan alat kesehatan secara digital makin digemari. Publik lebih senang melakukan pemesanan kebutuhan mereka melalui telepon pintar (smartphone) atau perangkat digital lainnya. Praktis karena lebih mudah dan cepat.

Peluang ini ditangkap oleh PT. Digital Pharma Andalan Indonesia. Pada Selasa 6 Juni 2023, yang cukup cerah, perusahaan start-up asli Indonesia ini meluncurkan aplikasi OLIN. Singkatan dari All in One Pharmacy Management System, dengan tagar #CepatpakaiOLIN.

Januarto, Direktur PT. Digital Pharma Andalan Indonesia menjelaskan aplikasi ini akan menjadi solusi membantu pebisnis apotek dalam menyederhanakan proses operasional. Tidak hanya itu. Aplikasi ini diyakini juga mampu meningkatkan produktivitas.          

Mengapa bisa begitu? Karena, aplikasi OLIN dirancang agar pengelolaan apotek lebih efisien sebagaimana tagline aplikasi ini "All-in-One Pharmacy Management System. Aplikasi ini juga dilengkapi fitur-fitur yang dibutuhkan dalam pengelolaan apotek dan dirancang dengan tampilan antarmuka (interface) intuitif dan ramah pengguna.

Janu menambahkan aplikasi OLIN juga menawarkan keuntungan kemudahan dalam pengelolaan apotek secara digital dari awal hingga akhir (end-to-end). Selain itu, menyediakan kebutuhan pembelian produk dari distributor, penjualan kepada pelanggan, baik melalui saluran online maupun offline, pengelolaan tingkat persediaan (stok) secara efisien, sampai kepada proses laporan, dan evaluasi.  

Aplikasi OLIN dipastikan mampu memenuhi ketersediaan barang (obat) mengingat OLIN telah bekerja sama dengan PT. Millenium Pharmacon International, TBK -- distributor farmasi resmi terkemuka yang berdiri pada 1952 dan telah memiliki 33 cabang di seluruh Indonesia.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

OLIN juga dapat menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing apotek, seperti menggunakan sistem infrastruktur yang telah dimiliki sebelumnya. Jadi, bagi apotek yang sudah lama berdiri, tidak perlu mengubah sistem dan infrastruktur apapun.

"OLIN mengatasi problem yang kerap dialami di apotek. Teknologi digital akan membantu pengelolaan apotek sehingga menghemat waktu, mengurangi kesalahan input, meminimalkan risiko stok mati dan situasi kehabisan stok. Kehadirannya amat bermanfaat bagi semua pihak terkait, termasuk pasien," kata Janu yang juga seorang apoteker ini.  

GP Farmasi Indonesia DKI Jakarta memberikan dukungan penuh pada aplikasi OLIN. Pengurus G.P. Farmasi Indonesia DKI Jakarta Teddy Iman Soewahjo, berpandangan kinerja apotek harus mampu memenuhi gaya hidup era digital.

"Saya optimistis gaya hidup era digital ini akan menjadikan bisnis industri farmasi, khususnya apotek makin menguntungkan. Dengan catatan menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat," katanya.

Ia berharap seluruh apotek di Indonesia turut menggunakan aplikasi OLIN dalam membantu proses pengelolaan apoteknya. Dengan semakin banyak sistem yang tersedia dalam aplikasi OLIN maka saya yakin aplikasi ini akan menguntungkan apotek, tidak hanya bagi masyarakat.

Teddy menjelaskan OLIN adalah sistem manajemen apotek yang lengkap. Dirancang untuk menyederhanakan operasi harian pemilik apotek di Indonesia.
Khusus dikembangkan untuk membantu pemilik apotek dalam mengelola operasi dari awal hingga akhir.

"Mulai dari pembelian produk dari distributor, penjualan kepada pelanggan baik melalui saluran online maupun offline, hingga memberikan wawasan bisnis yang berharga. Dengan adanya digitalisasi bisnis apotek, keuntungan apotek pun bisa meningkat lebih jauh," katanya.

Willy Jong yang juga pengurus G.P. Farmasi Indonesia DKI Jakarta, menambahkan, untuk memulai bisnis apotek, setiap pengusaha apotek akan dihadapi sejumlah tantangan. Mulai dari permodalan, proses perijinan, pengadaan barang, pengelolaan operasional dan pemasaran ataupun promosi dari apotek itu sendiri termasuk  pencatatan stok barang.

"Dengan OLIN, pemilik apotek dapat mengelola tingkat persediaan mereka secara efisien, meminimalkan risiko stok mati dan situasi kehabisan stok," jelasnya.

Aplikasi ini memiliki antarmuka pengguna yang intuitif, integrasi yang lancar dengan distributor dan platform merchant, catatan operasional yang dapat diandalkan, serta antarmuka satu layar untuk mengelola operasi apotek sehari-hari.

Misi OLIN adalah menciptakan layanan kesehatan yang lebih baik dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional apotek, yang bermanfaat bagi semua pihak terkait, termasuk pasien.

Ditargetkan aplikasi OLIN diaplikasikan oleh sebanyak-banyaknya apotek, termasuk toko obat. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, Indonesia memiliki 30.199 apotek pada 2021. Melihat trennya dalam satu dekade terakhir, jumlah apotek di Indonesia cenderung meningkat.

Dari angka ini, setidaknya, di akhir tahun 2023 ada sebanyak 3000 apotek yang diharapkan bisa memanfaatkan aplikasi ini. Ia menyakini apotek-apotek ini akan mengalami kemajuan pesat setelah menggunakan aplikasi ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun