Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gerakan Dapur Mustikarasa Ajak Ibu Kembali Memasak untuk Anak dan Keluarga

29 Mei 2023   19:42 Diperbarui: 29 Mei 2023   19:47 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lenny N. Rosalin, Deputi Bidang Kesetaraan Gender KemenPPPA (dokumentasi FOI)
Lenny N. Rosalin, Deputi Bidang Kesetaraan Gender KemenPPPA (dokumentasi FOI)

Lenny N. Rosalin, Deputi Bidang Kesetaraan Gender KemenPPPA mewakili Menteri PPPA Bintang Puspayoga, dalam sambutannya, menyampaikan pentingnya peran ibu dalam mencetak generasi berkualitas melalui pangan.

Bagi pemerintah, perempuan yang berdaya adalah kekuatan bagi kemajuan bangsa. Sekitar 49,5% total penduduk Indonesia adalah perempuan. Jumlah ini menunjukan perempuan adalah setengah dari kekuatan sumberdaya manusia bangsa ini.

"Negara membutuhkan perempuan-perempuan yang mandiri dan berdaya untuk meningkatkan kualitas SDM dan keluarga Indonesia. Perempuan menjadi aktor kunci dalam pemenuhan pangan dalam keluarga mulai dari hulu sampai hilir," tegas Lenny.

Ia menekankan, dalam membangun SDM unggul, masa 1000 Hari Pertama Kehidupan menjadi masa yang menentukan. Ketercukupan pangan dan gizi memainkan peran yang penting dalam tumbuh kembang generasi penerus.

Di Indonesia, permasalahan pangan menyebabkan permasalahan gizi buruk pada ibu dan anak. Menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting menyentuh angka 21.6%, urutan ketiga setelah Myanmar (35%) dan Vietnam (23%) di wilayah Asia Tenggara.

Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) yang diwakili I Gusti Ketut Iswara, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan, menyampaikan, ketahanan pangan harus diupayakan semua pihak dengan kolaborasi.

"Food waste adalah permasalahan yang harus kita selesaikan bersama, karena ada potensi dari pangan berlebih yang kita hasilkan untuk mencapai ketahanan pangan. Selain itu, diversifikasi pangan, juga kita dorong dengan memanfaatkan pangan sekitar. Tentu perlu upaya berbagai pihak dalam mewujudkannya," katanya.

Dalam kegiatan itu, juga diadakan Pasar Rakyat Mustikarasa di pelataran Museum Bahari. Setidaknya 1000 orang pengunjung, seratusan UMKM hadir menyajikan pangan segar maupun kuliner lokal dan kaya rempah yang menyehatkan.

Di tengah berbagai jajanan dan kuliner yang tidak sehat, kehadiran UMKM terpilih ini mengajak pengunjung sebagai konsumen untuk memilih makanan yang baik dan sehat, sekaligus melestarikan cita rasa asli Indonesia. Diharapkan Pasar Rakyat Mustikarasa dapat menarik para ibu untuk kembali memasak bagi keluarga.

Aksi nyata dan upaya yang dilakukan para praktisi untuk menutrisi anak bangsa dengan potensi pangan sekitar juga turut disuarakan Head of Sustainability PT Lion Super Indo, Arya Kusumo. Ia mengatakan, pangan berlebih bisa dimanfaatkan agar tidak terbuang sia-sia. Selama 5 tahun terakhir Super Indo telah berkolaborasi bersama Foodbank of Indonesia dalam menyelamatkan pangan berlebih ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun