Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Halalbihalal Fosil 88, Momen Perindah 35 Tahun Persahabatan

3 Mei 2023   18:04 Diperbarui: 3 Mei 2023   18:53 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ustadz Heri Pratomo, SE.I (dokumen pribadi)

Fosil 88 sendiri rutin mengadakan halal bihalal sejak 2011. Terhitung sudah 12 tahun. Termasuk saat pandemi Covid-19 melanda. Meski halal bihalal tersebut dilakukan secara online melalui zoom.

Ustadz Heri Pratomo, SE.I (dokumen pribadi)
Ustadz Heri Pratomo, SE.I (dokumen pribadi)

Muhasabah diri

Dalam tausyiahnya, Ustadz Heri Pratomo, yang juga sahabat Fosil 88, menyampaikan, umat Islam selama satu bulan melaksanakan ibadah puasa ramadhan sebagai perintah agama dalam surah Albaqarah ayat 183.

Sejatinya selepas puasa ramadhan, kita diminta untuk introspeksi diri atau bermuhasabah untuk menghisab amal-amal yang telah kita lakukan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala (Swt) berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Surah al-Hasyr [59] ayat 18).

Dalam ayat tersebut, Allah meminta setiap diri untuk mempersiapkan diri dengan memperhatikan apa yang telah dilakukannya untuk hari esok (akhirat) sebelum Allah mewafatkan kita.

Kita perlu mengevaluasi atau muhasabah diri agar kita tahu apakah amalan yang dilakukan selama ini berdampak positif untuk ke depannya atau malah membawa pengaruh negatif. Apakah amalan kita bisa menjadi bekal di akhirat nanti.

Muhasabah berarti kita menghitung diri atau bertanya kepada diri sendiri tentang amal saleh yang akan dihitung oleh Allah pada hari kiamat nanti. Karena muhasabah yang akan menggerakkan kita untuk beramal saleh dan menjadikan sadar akan kebutuhan amal saleh kita di hari akhir kelak.

Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu berkata, "Hendaklah kalian menghisab diri kalian sebelum kalian dihisab, dan hendaklah kalian manimbang diri kalian sebelum kalian ditimbang, dan bersiap-siaplah untuk hari besar ditampakkannya amal."

Ustadz menegaskan, jadilah mukmin yang cerdas dan jenius. Apa maksunya? "Mukmin yang cerdas bukanlah dia yang kuat, dia yang kaya, dia yang cantik, bukan dia yang ganteng, tapi mukmin yang cerdas adalah orang-orang yang mempersiapkan bekal untuk di akhirat nanti."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun