Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal dan Menangani Skoliosis

7 April 2023   16:43 Diperbarui: 8 April 2023   03:19 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemaparan dr. Omar Lutfhi Sp.OT(K) (dokumen pribadi)

Adapun skoliosis yang disebabkan oleh non struktural terjadi akibat kesalahan aktivitas yang dilakukan terus-menerus sehingga ada perubahan bentuk di tulang bagian belakang. 

Posisi duduk yang salah akan menyebabkan nyeri punggung, sakit leher, badan pegal-pegal. Jika hal ini terus dibiarkan, maka akan terjadi perubahan bentuk tulang belakang. Salah satunya, adalah skoliosis.

World Health Organization (WHO) mencatat setidaknya 3% warga di dunia rentan terkena penyakit skoliosis. Di Indonesia sendiri prevalensi skoliosis sekitar 3%-5%.

Pada skoliasi yang bersifat ringan, umumnya tidak menampakkan gejala. Perubahan bentuknya pun tidak nampak jelas. Berbeda pada kelainan skoliosis yang berat, perubahannya bersifat progresif, tampak perubahan bentuk, rasa pegal atau nyeri pada punggung, dan gangguan pernafasan.

Lengkungan yang parah dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada punggung. Tulang belakang juga bisa berputar sehingga lengkungan bertambah parah. Tidak hanya itu. Salah satu tulang rusuk atau otot di satu sisi tubuh tampak menonjol daripada sisi lainnya.

"Skoliosis ini tidak boleh diabaikan. Karena selain sering menimbulkan rasa nyeri atau pegal serta gangguan pernafasan, skoliosis juga mengganggu penampilan," ujarnya.

Pemaparan dr. Omar Lutfhi SpOT(K) Spine (dokumen pribadi)
Pemaparan dr. Omar Lutfhi SpOT(K) Spine (dokumen pribadi)

Menangani skoliosis

Disarankan untuk melakukan screening skoliosis sejak anak-anak. Tindakan ini dapat membantu penanganan skoliosis lebih cepat atau sejak dini. Terpenting pada skoliosis adalah deteksi dini. 

Umumnya lengkungan skoliosis dapat diobati tanpa tindakan bedah jika kelainan ini diketahui sejak dini dan sudut kelengkungan belum terlalu besar. Salah satu cara deteksi dini skoliosis adalah dengan skrining skoliosis di sekolah-sekolah.

Jika ditemukan ada gejala ke arah skoliosis seseorang dapat memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan memastikan gangguan ini dengan melakukan pemeriksaan rontgen dan CT csan. Dari hasil pemeriksaan ini, dokter akan melakukan penanganan berdasarkan hasil pengukuran skoliosis pada rontgen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun