Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Home Pilihan

Mengapa Mainan Anak Harus Ber-SNI?

16 Februari 2023   18:05 Diperbarui: 16 Februari 2023   18:07 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, SNI IEC 62115:20111 Mainan elektrik- Keamanan; SNI 7617:2010 Tekstil - Persyaratan zat warna azo, kadar formaldehida dan kadar logam terekstraksi pada kain untuk pakaian bayi dan anak; dan EN 71-5 Chemical toys (sets) other than experimental sets.

Syukurnya, saat ini, sudah banyak industri yang menerapkan SNI mainan anak. Setidaknya, berdasarkan data bangbeni.bsn.go.id, terdapat 95 industri mainan anak yang sudah menerapkan SNI pada produk mainannya. 

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Salah satu yang konsisten menerapkan SNI mainan anak adalah PT Sinar Harapan Plastik.  Berkat konsistensinya, PT SHP juga berhasil meraih SNI Award sejak tahun 2014 hingga 2021.

"BSN tentunya sangat mendorong industri yang menerapkan SNI mainan anak. BSN mengapresiasi produk mainan karya anak bangsa. Terlebih produknya berstandar, tidak kalah bersaing dengan produk mancanegara," ujar Kukuh.

Mempertimbangkan resiko atas penggunaan mainan, menurut Kukuh, penerapan SNI pada mainan anak sangatlah penting. Tanpa standar, risiko bahaya yang ditimbulkan cukup besar. Tentu saja hal ini dapat mengancam keselamatan dan keamanan anak. 

Tidak hanya itu, dengan standar juga dapat mencegah masuknya produk impor dengan kualitas rendah. Karena tidak jarang, masih ditemukan produk mainan yang belum ber-SNI.  

Dengan semakin banyaknya organisasi atau perusahaan yang menerapkan SNI mainan anak, diharapkan risiko dan bahaya penggunanaan mainan anak yang tidak berstandar bisa dicegah seminimal mungkin. 

"BSN mengajak dan mendorong terus pelaku industri untuk menerapkan SNI mainan anak secara konsisten sehingga dapat meningkatkan kualitas dan daya saing nasional serta mencegah produk non standar masuk ke Indonesia," kata Kukuh.

Direktur Utama PT SHP, Hary Tio, menyampaikan, dengan adanya SNI, produknya tidak kalah bersaing dengan produk di mancanegara. Dengan SNI, pihaknya juga dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan aman untuk masa depan bangsa yakni anak-anak Indonesia. 

Saat ini, berdasarkan data Asosiasi Pengusaha Mainan Indonesia (APMI), pengusaha mainan sejenis di Indonesia berjumlah 59, yang terdiri dari 27 Pedagang Besar, lebih dari 50 Importir dan 6 Industri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun