Jumat - Sabtu 3 - 4 Februari, saya bersama teman-teman ada agenda kegiatan di sekitar Anyer, Cilegon, Banten. Semula kegiatan diagendakan di sekitaran Bogor, tapi akhirnya ada perubahan lokasi.
Kami menginap di Aston Anyer Beach Hotel bersama jajaran direksi dan kepala cabang Jamkrindo Syariah (Jamsyar). Kebetulan Jamsyar ada agenda kegiatan rapat kerja bersama kepala cabang Jamsyar seluruh Indonesia.
Perusahaan BUMN ini bergerak dalam bidang usaha jasa penjaminan syariah yang lahir pada 19 September 2014. Itu berarti, anak perusahaan PT Jamkrindo ini memasuki usia 9 tahun.
Setelah semalam diisi dengan ramah tamah dan bagi-bagi doorprize, keesokan harinya kami diajak menjajal water sport di Pantai Panjang Tanpa Karang, Bandulu. Tidak begitu jauh dari hotel kami menginap. Hanya butuh waktu 15 menit perjalanan.
Sudah lama juga saya tidak ke Anyer. Terakhir itu ke Tanjung Lesung sebulan sebelum kejadian tsunami di Tanjung Lesung. Tsunami ini sendiri terjadi pada 22 Desember 2018. Berarti sekitar 5 tahunlah.
Jadi, tidak heran kalau saya begitu senang diajak main ke pantai. Menjadi anak pantai dan bermain-main air di pantai. Padahal, saya tidak pandai berenang. Ketika sampai di sini, pantai lumayan sepi, tidak begitu ramai.
Kami cukup leluasa untuk bermain-main di sini. Hamparan laut yang biru dan pasir yang putih. Nyaris tidak pernah gagal membuat setiap orang yang menjejakkan kaki di sini merasa dimanjakan oleh pemandangan indah.
Cuaca cukup bersahabat, langit terlihat membiru, ombak juga cukup tenang, pantainya cukup bersih, air laut tidak terlihat keruh. Okelah kalau healing di sini. Melepas penat setelah berjibaku dengan urusan pekerjaan.
Menghirup angin laut, mendengar debur ombak dan berjalan telanjang kaki di hamparan pasir. Berenang, bermain air, berjemur atau berdiam diri sambil mengagumi indahnya pemandangan. Penelitian menyebutkan, berada di pantai dapat meningkatkan kreativitas dan mengurangi stres. Mantap, kan?
Tadinya, kami mau bermain volley dulu, eh tidak jadi. Kawan-kawan lebih antusias untuk menaiki banana boat, donat boat, dan jetski. Beberapa kawan ada juga yang tidak ikut bermain air. Katanya sih khawatir masuk angin hahaha...
Permainan yang pertama kali saya jajal yaitu donat boat. Ini adalah perahu karet yang bentuknya seperti donat, tapi ini tidak bolong di tengah seperti donat.
Sebelum menaiki perahu karet ini, kami harus memakai jaket pelampung untuk berjaga-jaga jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Perahu karet ini berkapasitas 5 orang. Dua orang di depan, 3 orang di belakang.
Penumpang harus duduk di tempat yang sudah ditentukan. Duduknya terlentang, sambil memegang tali yang melintang di kiri kanan tangan. Jangan berdiri saat boat melaju karena dikhawatirkan kita bisa terpental atau jatuh ke air.
Jumlah penumpangnya pada sisi kanan dan kiri harus sama. Tujuannya untuk menjaga keseimbangan saat speed boat menarik perahu donat.
Donat boat ini ditarik oleh speed boat yang jarak antara speed boat dengan perahu donat sekitar 5 meter. Kami pun mengitari pantai hingga ke tengah selama 15 menit atau 3x putaran.
Ketika perahu karet kami dihantam ombak, seketika baju kami basah. Kami pun tertawa lepas. Ketika perahu karet menerjang ombak, perahu terhempas cukup keras.
Belum lagi, speed boat yang berkecepatan tinggi berbelok serasa akan jatuh. Bergoyang dan ditarik, pada titik tertentu berputar-putar di tengah laut. Serasa bagaikan bandul yang berputar terhempas.
Jadi terbayang bagaimana orang-orang yang transportasinya mengandalkan perahu. Bagaimana juga ibu hamil di pedalaman yang harus ke pusat pelayanan kesehatan masyarakat dengan menyeberang.
Beberapa kawan saya teriak-teriak minta permainan dihentikan, tetapi saya berteriak untuk lanjut. Berteriaklah sekeras-kerasnya dan tertawalah selepas-lepasnya. Buang semua beban berat yang ada di pikiran biar menjadi terasa lebih ringan. Hahaha...
Seru juga kan sambil menikmati indahnya pemandangan pantai. Lagi pula jarang-jarang juga menaiki wahana ini ketika berwisata ke pantai.
Permainan donat boat ini memacu adrenalin, bagaimana kita bisa menjaga keseimbangan saat perahu berjalan, bagaimana juga kita menghalau rasa takut. Terlebih ketika perahu mulai beratraksi! Seru banget pokoknya.
Selepas 3 putaran, donat boat yang kami naiki menepi di pinggir pantai. Kami pun tertawa terbahak-bahak merasakan keseruan berada di tengah lautan.
Kemudian kami menjajal banana boat. Perahu karet yang berbentuk seperti pisang raksasa. Berwarna kuning sesuai dengan warna buah pisang pada umumnya.
Perahu yang berkapasitas 5 penumpang plus 1 orang pemandu. Penumpang duduk layaknya menunggang kuda. Sama seperti halnya donat boat, banana boat juga ditarik menggunakan speed boat berkecepatan tinggi ke tengah laut, dan berputar-putar mengelilingi pantai.
Aktivitas menaiki banana boat ini berlangsung kurang lebih selama lima belas menit. Dengan pemandangan yang sangat menakjubkan kita bisa menikmati pemandangan sekeliling pantai sambil berjemur di terik matahari yang cerah di siang hari.
Pantainya yang sangat tenang, menambah rasa aman untuk bermain-main sepuas-puasanya. Saya saja sampai 3 kali menaiki banana boat setelah menjajal yang lain. Aktivitas banana boat akan lebih seru kalau sudah menerjang ombak. Dhuarrr...! Tubuh pun basah oleh terjangan ombak.
Setelah 15 menit berputar-putar, banana boat akan diarahkan ke tepi pantai. Namun tidak cukup di situ, akan ada atraksi tambahan, yakni banana boat dibalik agar semua penumpang jatuh dan basah kuyup. Hahaha...seru kan?
Ada sensasi terjatuh ke air laut. Pastinya aman dong karena ada pelampung yang akan membuat kita tidak tenggelam ke dalam pantai.
Kalau kita tidak ingin basah tercebur di air laut, karena tidak ingin basah kuyup atau takut, kita bisa kok meminta pemandu untuk tidak membalikkan perahu. Menaiki wahana ini bisa disesuaikan dengan keinginan wisatawan.
Wisata air banana boat ini merupakan atraksi air yang membutuhkan nyali besar bagi semua orang yang mencobanya. Atraksi ini dapat memacu adrenalin sehingga menimbulkan kepuasan tersendiri. Â Juga dapat memicu perubahan tekanan darah akibat atraksi yang menegangkan ini.
Wahana berikutnya ya naik jet ski. Nama jet ski sangat melekat dalam olahraga motor air. Percaya tidak, ini menjadi pengalaman pertama saya menaiki kendaraan laut ini. Dari dulu ingin menjajal tapi tidak punya keberanian. Akhirnya terwujud juga.
Karena pemula, terlebih saya kan tidak bisa mengendarai motor, jadi saat menunggani jet ski ada pemandu yang mendampingi hingga ke tengah laut. Selanjutnya kita dibebaskan untuk mengendarai sendiri. Pemandu akan memberi aba-aba belok kiri, belok kanan.
Kata pemandunya, mengendarai jet ski ini mirip dengan mengendarai motor matic. Jika ingin menyalakan mesin, cukup pasang kunci lalu tekan tombol start.
Kalau mesin sudah menyala, tekan tombol di kemudi bagian kanan untuk gas sedangkan sebelah kiri untuk rem. Jika ingin mundur, cukup tekan keduanya. Untuk berhenti, tekan rem lalu matikan tombol start tadi.
Nah, untuk atraksi yang lebih menegangkan baru kemudi diambil alih oleh pemandu. Tapi posisi duduk kita tetap, tidak berubah. Posisi pemandu tetap di belakang, tangannya mengendalikan jet ski. Hampir 15 menit kami berputar-putar, lalu akhirnya menepi di pinggir pantai.
Bermain banana boat, donat boat dan jet ski ini memiliki banyak manfaat. Di antaranya tubuh lebih sehat, mental yang kuat, terhindar dari stress, mengatasi depresi, meningkatkan konsentrasi, meningkatkan rasa percaya diri, dan banyak manfaat lainnya.
Deru sang ombak bersilih ke pantai
Disambut ayunan nyiur melambai
Kan kuingat selamanya
Antara Anyer dan Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H