Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tuyul Memang Ada Ya?

26 Januari 2023   23:10 Diperbarui: 26 Januari 2023   23:17 2191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: intisari.grid.id

Saya menjadi warga Permata Depok, Pondok Jaya, Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat lebih dari 17 tahun. Jika dihitung saat pertama kali membeli kavling di tahun 2000, berarti sekitar 23 tahun lamanya.

Selama menjadi warga sini, seingat saya ya belum pernah sih menemui hal-hal mistis. Adem ayem saja. Kalau mendengar ceritanya sih pernah. Suami tuh sering berbagi cerita jika melihat makhluk takkasat mata. Seringnya sih kuntilanak.

Bagaimana dengan tuyul? Saya sih belum pernah lihat ya, dan belum pernah juga menjadi korbannya. Bahwa tuyul sosok berkepala botak berwujud anak kecil, ya tahunya dari sinetron atau film. 

Nah, ketika saya dan beberapa tetangga tengah berkumpul mematangkan agenda di keesokan hari, ada pembicaraan mengenai tuyul. Tiba-tiba saja terlontar begitu ketika Ibu RT tengah menghitung uang.

"Hati-hati uangnya hilang dicolong tuyul. Jangan sampe kayak aku," kata Ibu Arfach.

"Oh ya, benaran?" tanya saya heran. Soalnya saya belum pernah mendengarkan langsung. Saya pernah lihat aksi menangkap tuyul di televisi tapi ya tidak percaya.

"Benaran ada tuyul? Di perumahan ini? Bukan adanya cuma di cerita sinetron atau film?" tanya saya setengah tidak percaya.

"Iya, Bu. Saya udah sering Bu kehilangan uang," timpal Ibu Ambar seraya menambahkan biasanya tuyul mencuri uang pada malam hari di rumah yang sudah diincar.

Katanya, berdasarkan penglihatan tetangga  yang tidak begitu jauh dari rumahnya, ada tuyul yang memasuki rumahnya. Gambaran sosok tuyul ya seperti umumnya orang. Berperawakan kecil, kepala gundul, dan pakai celana popok begitu.

Ia pun disarankan untuk menghalau tuyul itu dengan meletakkan baskom besar berisi air dan kepiting. Katanya, tuyul sangat suka bermain kepiting terutama anak kepiting. Dengan cara ini, uang aman karena tuyul akan sibuk bermain dengan kepiting sehingga lupa akan tugasnya mencuri uang.

"Kata saya, biarin aja deh. Kalau saya mengikuti sarannya, ya saya nggak mau, secara nggak langsung saya menghamba sama tuh tuyul. Saya bilang, saya pasrahin sama Allah aja," katanya.

"Meski disimpan di dompet atau di laci lemari bakal hilang juga?" tanya saya.

"Iya, Bu. Ngambilnya nggak banyak, selembar, selembar, kan yang punya duit ngggak begitu engeh," katanya.

"Bener Bu. Saya aja nih kan habis dapat uang dari suami. Saya hitung dong di depan suami berapa pasti jumlahnya. Terus saya simpan. Besoknya saya mau pake buat belanja eh kok nggak ada duit selembar. Saya tanya suami, bilangnya nggak ambil. Ini udah beberapa kali kejadian," timpal Ibu Arfach.

"Kejadiannya kapan itu? Baru-baru ini atau bagaimana?" tanya saya penasaran.

"Kira-kira tiga minggu lalu deh," ungkapnya.

"Oh, masih baru dong itu mah," kata saya.

Ibu RT yang mendengarkan sama terherannya dengan saya. Antara percaya dan tidak percaya. Dia menduga tuyul mungkin tahu kalau dirinya tidak memiliki uang banyak. Entahlah.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

"Saya sih belum pernah kejadian ya, nggak punya uang banyak juga," katanya seraya tersenyum.

"Percaya nggak percaya sih, masa ada orang yang pelihara tuyul di kompleks yang sebagian besar warganya berpendidikan dan beragama. Kalau di kampung-kampung, mungkin iya, lha ini di kota. Tapi ya saya mengalami sendiri, sering kejadian," timpal Ibu Ambar.

Saya tanya kalau kejadiannya sering berarti orang yang memelihara tuyul itu kenal dong sama korbannya? "Bisa jadi, yang jelas pemilik tuyul itu, kata orang yang bisa melihat warga Permata Depok juga, tapi dia nggak nyebutin siapanya," jawab Ibu Ratna.

"Pas kejadian gue pasang status tuh di WA, eh ada yang timpali uang dicuri tuyul karena uangnya kagak berkah, enak aja. Itu kan duit gajian dari laki gue, masa dibilang nggak berkah," tukasnya.

Lalu bagaimana agar duit bisa aman dari tuyul? Katanya, duit digulung lalu diikat pakai karet. Dengan cara seperti itu, tuyul akan kesulitan mengambil uang. Berbeda jika uang disimpan tanpa digulung dan diikat, tuyul dengan gampang mencurinya.

Sebelum mengikat tumpukan uang dengan karet usahakan untuk berdoa meminta perlindungan. Bisa juga mengucap "bismillah" atau ayat Alquran tertentu. Uang yang diikat karet akan menyulitkan bagi tuyul.

"Nah sejak itu, gue sekarang naro duit, duitnya diiket dulu pakai karet," ucap Ibu Arfach.

Cara menghalau tuyul bisa juga dengan meletakkan bawang merah dan putih yang ditusuk dengan jarum pada tempat menyimpan uang. Katanya, tuyul tidak suka aroma bawang merah yang bisa membuat matanya perih. Jika tuyul tetap nekat masuk, tangannya bisa tertusuk jarum, dan tuyul trauma untuk datang lagi.

Bisa juga dengan menyimpan kacang hijau butiran (lebih dari sepuluh butir) di tempat menyimpan uang. Dia akan coba bermain dan menghitung jumlah kacang hijau itu. Karena kemampuannya berhitung tidak biasa melebihi bilangan 10 maka dia akan kebingungan dan akhirnya lupa mencuri uang.

"Oh begitu," kata saya. Saya sih berharap tidak mengalami kejadian serupa itu.

Percakapan mengenai tuyul pun terhenti. Kami pun disibukkan dengan mencek list hadiah-hadiah menarik berdasarkan kategori yang sudah ditentukan: jamaah datang pertama, yang bertanya, menjawab pertanyaan ustadzah, sisanya dibagikan disesuaikan dengan keadaan.

Setelah saya baca-baca, katanya, tuyul termasuk dalam kategori jin yang jahat. Tuyul berkongsi dengan manusia untuk melakukan kejahatan. Manusia memanfaatkan tuyul untuk berbuat jahat yakni mencuri uang.

Sedangkan tuyul bersedia membantu manusia karena mereka senang dapat mengajak manusia berbuat kejahatan. Tuyul dalam hal ini termasuk dalam kategori jin yang disebut setan.

Saya sendiri belum mendapatkan pencerahan dari ustadz atau ustdazah secara langsung. Khawatir saya salah menyampaikan. Mungkin jika ada kesempatan, saya akan bertanya kepada yang paham agama.

Wallahu'alam bisshowab

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun