Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Masinis Baca Pantun, Naik Kereta Serasa di Pesawat

6 Januari 2023   23:37 Diperbarui: 20 Januari 2023   09:42 3103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tadi pagi, sekitar pukul 09.00 WIB saya naik kereta commuter line dari Stasiun Citayam dengan tujuan Stasiun Cikini. Kebetulan saya ada meeting di sekitaran Menteng, Jakarta Pusat pada pukul 11.00. Tidak perlu drama, Alhamdulillah saya dapat duduk juga. Senang dong.

Sambil duduk saya mengetik di handphone. Sedang berpikir menyusun kalimat yang enak dibaca, eh terdengar pantun yang dibacakan oleh masinis. Namun, hanya sepenggal yang terekam di memori saya.

Jalan-jalan ke Mekkah
Semoga hidup semakin berkah

Pantun dibacakan setelah masinis mengumumkan tujuan stasiun berikutnya dan pesan-pesan lainnya seperti tetap memakai masker, tidak mengobrol dan tidak menelepon di dalam kereta.

Alasannya, untuk mencegah terjadi penularan virus Covid-19 meski penyebaran virus Corona sudah melandai. Petugas keamanan juga terlihat menegur penumpang yang tidak menjalankan imbauan itu.

Tadinya saya tidak terlalu menyimak pantun yang dibacakan karena fokus mengetik. Eh, kok pantunnya berganti lagi ketika memasuki stasiun berikutnya.

Masinis aktif lagi bawa kereta
Sungguh keren dan gagah rupanya
Ke mana-mana pelanggan kami tercinta
Semoga kita bertemu di perjalanan selanjutnya.

Saya jadi merasa berada di pesawat Citilink yang pilotnya sering berpantun saat akan terbang dan mendarat. Saya tersenyum dan berusaha mengingat-ingat sejak kapan masinis berpantun?

Apakah baru-baru ini saja di awal tahun baru atau sudah dari kemarin-kemarin tetapi saya tidak menyimak saja? Aduh faktor U begini nih. Seingat saya sih sepertinya baru-baru ini deh.

Kemudian saya menghentikan ketikan sejenak untuk menyimak pantun apa lagi yang akan dibacakan oleh masinis, lalu saya ketik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun