Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cuaca Ekstrem, Ekspedisi Keliling Sulawesi Batal

30 Desember 2022   20:33 Diperbarui: 31 Desember 2022   06:07 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata suami, lama perjalanan dari Tanjung Perak dan Tanjung Priuk hanya beda satu hari sih. Lebih lama 1 hari dari Tanjung Priuk. Itu sebabnya, suami memilih menyeberang dari Tanjung Perak saja. Padahal, kalau menurut saya sih, ya sama saja. Kan perjalanan dari Depok ke Surabaya juga lama.

Suami bilang ada banyak kapal yang tujuan Sulawesi. Saya senang akhirnya bisa juga naik kapal laut. Terakhir itu, ya waktu pindah dari Sulawesi ke Jakarta. Saya masih anak-anak. Tapi memori naik kapal laut masih terekam dalam ingatan saya. Saya sudah berniat akan menulis perjalanan ini.

"Nanti, Bunda dan anak-anak tidur di kamar aja. Daddy di mobil sekalian jaga mobil," kata suami ketika itu.

Mobil yang dimaksud jenis Isuzu Bighorn 4x4 kebanggaannya. Mobil yang selalu dipakai saat pergi liburan karena kabinnya yang cukup luas dan tangguh terhadap berbagai kontur jalan dan segala kondisi. Kabin yang dimodifikasi menjadi ruang tidur sehingga anak-anak leluasa jika ingin beristirahat.

Tapi rencana ini akhirnya batal karena faktor cuaca yang cukup ekstrem. Hujan yang cukup deras yang disertai angin kencang, ombak yang juga tidak bersahabat. Membuat kami harus berpikir ulang.

Membaca berita-berita mengenai cuaca ekstrem akhir-akhir ini menyurutkan nyali kami. Kalau jalannya sendiri mungkin lain cerita, tapi ini kan bawa anak-anak. Jadi, keselamatan anak-anak yang lebih diutamakan.

Suami memantau kondisi pelabuhan melalui berita-berita. Terlebih Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan masyarakat untuk berhati-hati potensi cuaca buruk yang mengakibatkan gelombang tinggi. BMKG meminta untuk tidak memaksakan diri berlayar.

Ratusan kapal akhirnya tidak berlayar dan hanya bersandar di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Kapal-kapal ini terjebak di gelombang tinggi. Para nakhoda merespon informasi yang dikeluarkan BMKG dengan memilih tetap berlabuh di pelabuhan dan berlindung di pulau-pulau yang dirasa cukup aman.

Ya...penonton pun eh kami kecewa. Buyar deh rencana yang sudah disusun. Tidak jadi deh rencana menyelam, ke pantai, ke air terjun, ke gunung. Mau ke sini, mau ke sana. Mau menginap di sini, menginap di sana. Buyar!

Tidak jadi juga mau buka tenda di sini, buka tenda di sana. Maklum, suami kan anggota Mapala UI alias Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia. Jadi, kalau liburan lebih senang di alam terbuka.

Meski tidak jadi ke Sulawesi, kami tetap berencana berlibur akhir tahun. Suami mencoba mencari informasi lokasi yang belum pernah kami kunjungi, terutama anak-anak. Akhirnya, disepakati ke Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun