Pada hakikatnya Ahlussunah wal Jama’ah adalah ajaran Islam yang datang dari Rasulullah yang berdasarkan pada AlQuran dan Hadist serta berpegang teguh pada sahabat Nabi Muhammad Saw.
Jadi Ahlussunnah wal Jama’ah adalah ajaran yang disampaikan Rasulullah Saw dan para sahabat. Ajaran yang bersumber dari AlQuran dan hadist yang diamalkan atau dikerjakan para sahabat nabi.
"Karena itu, kita harus lebih mendalami seperti apa akidah Ahlussunnah Wal Jamaah agar kita tidak masuk ke dalam 72 golongan, melainkan masuk ke dalam golongan yang akan diselamatkan oleh Allah, masuk ke dalam surganya Allah yaitu Ahlussunnah Wal Jamaah," ujarnya.
KH. Abah melanjutkan akidah Ahlussunnah Wal Jamaah terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid asma wa sifat. Pembagian ketiganya mengacu pada AlQur'an surah An Nas.
Disebut akidah atau tauhid rububiyah adalah meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta, pemilik, dan pengendali alam raya. Dia dapat menghidupkan dan mematikan dengan takdirNya serta dapat mengendalikan seluruh alam semesta dengan sunah-sunahNya.
"Memahami tauhid rububiyah bertujuan agar manusia mengakui tentang keagungan Allah SWT atas semua makhluk yang diciptakanNya," terangnya.
Akidah uluhiyah atau ilahiyah, akidah yang mengesakan Allah SWT dalam mengerjakan ibadah, seperti salat, puasa, zakat, berkurban, berserah diri, dan berharap padaNya. Tauhid jenis ini bertujuan agar manusia mengetahui bahwa hanya Allah SWT semata yang berhak disembah dengan benar. Sehingga, hal ini menjadikan manusia tunduk, taat, dan mengikuti perintahNya.
Sementara itu, tauhid asma wa sifat adalah beriman kepada nama-nama Allah SWT dan sifatNya, sebagaimana termaktub dalam AlQuran dan sunnah rasulNya. Mempelajari tauhid ini artinya beriman kepada nama Allah dan sifatNya. Bertujuan untuk mengetahui bahwa apa yang Allah SWT sifatkan untuk dirinya adalah benar (haq) dan mutlak.
"Seperti hari ini kita mempelajari sifat Allah yang keempat yaitu Mukhalafatu Lil Hawaditsi artinya berbeda dengan akhluk CiptaanNya. Sebagai pencipta alam semesta dan seisinya, Allah SWT pasti berbeda dengan apa yang Dia ciptakan.
Tidak ada satupun makhluk yang menyerupai atau sebanding dengan Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam beberapa surat yang ada di AlQuran. Salah satunya QS. Al-Ikhlas ayat 4 yang artinya tidak ada satupun yang setara denganNya.