Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Majelis Taklim Al Ihsan Permata Depok Rihlah ke Ponpes Mama Bakry Sadeng, Bogor

23 Desember 2022   08:21 Diperbarui: 23 Desember 2022   08:25 1808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kabid Majelis Taklim Nur Laela Bima Puteri saat menjelaskan maksud rihlah kepada KH. Abah (dokpri)

Pada Mei lalu, ponpes ini berusia 92 tahun. Selama berdirinya itu ponpes ini telah melahirkan para ulama dan para santri penghafal Alquran.

Setelah beramah tamah, agenda dilanjutkan dengan mendengarkan tausyiah yang disampaikan KH. Abah Raodl Bahar di pendopo ponpes. Terlihat ruangan sudah dipenuhi para santri dan jamaah dari sekitar lingkungan ponpes.

Tausyiah yang disampaikan mengenai ma'rifat yang secara bahasa berarti mengetahui sesuatu apa adanya atau ilmu yang tidak lagi menerima keraguan. Dengan kata lain menyangkut keyakinan akidah.

Sangat penting bagi seorang muslim untuk mengetahui tentang ilmu aqidah. Hal ini dikarenakan aqidah yang dipegang akan menentukan diterima tidaknya amalan seseorang.

Seiring perjalanan waktu, keyakinan akan akidah terbagi tiga yaitu akidah jabariyah, akidahnya seseorang yang hanya menekankan bahwa perjalanan hidup umat manusia sudah diskenariokan dan sudah diatur oleh Allah. Tinggal menunggu saja apa kata Allah.

KH. Abah Raodl Bahar saat memberikan tausyiah (dokpri)
KH. Abah Raodl Bahar saat memberikan tausyiah (dokpri)

Kedua, akidah Qadariyah, bahwa apa yang terjadi pada diri manusia merupakan kehendak pribadi. Menurut paham ini perbuatan manusia sepenuhnya menjadi tanggung jawabnya.

Ketiga, akidah Ahlul Sunnah Wal Jamaah. Akidah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi dan sunnah khulafaurrasyidin setelahnya. Sejatinya, akidah inilah yang dipegang oleh umat Islam.

"Jangan-jangan kita sudah lama mengaku akidah Ahlussunnah Wal Jamaah akan tetapi kita tidak paham apa yang disebut dengan akidah Ahlul Sunnah Wal Jamaah itu," tandas Abah.

KH Abah lantas mengutip salah satu hadist dari riwayat Imam Thabrani. “Orang-orang Yahudi bergolong-golong terpecah menjadi 71 atau 72 golongan, orang Nasrani bergolong-golong menjadi 71 atau 72 golongan, dan umatku (kaum muslimin) akan bergolong-golong menjadi 73 golongan. Yang selamat dari padanya satu golongan dan yang lain celaka.

Ditanyakan ’Siapakah yang selamat itu?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Ahlusunnah wal Jama’ah’. Dan kemudian ditanyakan lagi, ‘apakah assunah wal jama’ah itu?’ Beliau menjawab, ‘Apa yang aku berada di atasnya, hari ini, dan beserta para sahabatku (diajarkan oleh Rasulullah SAW dan diamalkan beserta para sahabat)".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun