Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dirawat di RS karena Seekor Lalat

2 Desember 2022   07:39 Diperbarui: 2 Desember 2022   14:02 2573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat di ruang IGD (dokumen pribadi)

Sebagaimana dalam artikel berjudul   Alquran dan Science, Lalat Membawa Racun Sekaligus Obat di Sayapnya, yang mengutip dari buku 'Cerita-Cerita Sains Terbaik dari Alquran' (2015), terdapat satu penelitian yang mempraktikan kejadian tersebut.

Percobaan dilakukan terhadap dua wadah berisi air. Satu wadah hanya dihinggapi lalat, sementara lalat di wadah satunya lagi dicelupkan hingga kedua sayapnya tenggelam.

Ternyata pada air yang hanya dihinggapi lalat, ditemukan beragam bakteri, sementara di air yang dicelupkan lalat, bakteri tersebut hilang secara perlahan.

Hasil penelitian menunjukkan di air yang tak dicelupkan lalat, ditemukan berbagai bakteri pathogen tipe E.Coli yang menjadi penyebab berbagai penyakit.

Sedangkan di wadah air yang dicelupkan lalat, bakteri yang ada dalam air tersebut terhambat perkembangannya oleh mikro organisme yang memproduksi antibiotik.

Itu artinya, Allah SWT menciptakan serangga tentu disertai dengan manfaatnya. Seperti halnya lebah yang memiliki sengatan namun menghasilkan madu yang manis, lalat pun memiliki obat penawar bagi manusia.

Mungkin kasusnya berbeda dengan anak saya. Kalau saya kan tidak sempat tergigit, nah kalau anak saya lalat itu sempat tergigit. Jadi, mungkin berbagai sumber penyakit yang terkandung di perut lalat menyebar di mulut anak saya.

Ini sih dugaan saya yang perlu dikaji lebih jauh (duh siapa saya)

Demikian. Wallahu'alam bisshowab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun