Kajian Islam Ahad Subuh (KISAH) Masjid Al Ihsan Permata Depok, Minggu 27 November 2022 mengupas tentang sahabat Rasulullah, Abu Bakar ash-Shiddiq.Â
Tema kajian "Biografi Abu Bakar dan Keutamaannya" ini disampaikan oleh
ustadz Ahmad Hanif, Lc. Berikut kajian yang diadakan secara hybrid itu.
Salah satu cara mencintai Nabi, juga dengan mencintai para sabahatnya. Karena itu, sebagai umat Islam kita juga perlu mengetahui lebih jauh para sabahat Nabi ini, lalu meneladaninya.
Salah satu sahabat Nabi adalah Abu Bakar As Shiddiq, lahir pada 573 M. Ia adalah sahabat yang paling dicintai Nabi. Abu Bakar selalu berada di belakang Nabi, mengorbankan harta bendanya untuk perjuangan Nabi.
Kalau diibaratkan, sosok Abu Bakar ini seperti sosok Harun, sahabat dan saudara Nabi Musa. Sebagaimana dikisahkan dalam surat Thaha ayat 25-32.
"Dia (Musa) berkata, "Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku, dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku, teguhkanlah kekuatanku dengan (adanya) dia, dan jadikanlah dia teman dalam urusanku".Â
Atau juga sahabat Nabi Isa, yang disebut hawariyyun, sebagaimana dikisahkan Allah dalam surah Ali Imran ayat 52.
Maka ketika Isa merasakan keingkaran mereka (Bani Israil), dia berkata, "Siapakah yang akan menjadi penolong untuk (menegakkan agama) Allah?" Para Hawariyyun (sahabat setianya) menjawab, "Kamilah penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang Muslim".
Abu Bakar menjadi khalifah (pemimpin) pertama setelah Rasulullah Muhamamad SAW wafat. Abu Bakar memimpin umat Islam selama dua tahun dari 632-634 M (11-13 H).
Sejatinya Abu Bakar bernama asli 'Abdullah bin Utsman bin 'Amir bin 'Amr bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu-ay bin Ghalib bin Fihr.Â
Mendapat Julukan Ash-Shidiq
Ia mendapat gelar Ash-Shidiq karena perannya menjadi orang pertama yang membenarkan ajaran Nabi Muhammad SAW. Ini adalah julukan Nabi Muhammad untuk Abu Bakar.
Sebagaimana julukan yang juga disematkan kepada para sahabat Rasul. Seperti Umar bin Khattab dijuluki al-Faruq (pembeda antara kebenaran dan kebatilan), Khalid bin Walid dijuluki Saifullah (pedang Allah), dan Hamzah bin Abdul Muthalib dijuluki Asadullah (macan Allah).
Ash-Shiddiq berarti orang yang sangat jujur atau banyak membenarkan. Abu Bakar mendapat julukan ini karena ia yang paling mempercayai Nabi. Bahkan terkait hal-hal yang tidak masuk akal sekalipun.Â
Julukan ini diperolehnya karena ia senantiasa membenarkan segala ucapan, perbuatan, dan risalah yang dibawa Nabi Muhammad SAW.
Terutama pada peristiwa isra mi'raj. Dalam satu malam, Rasulullah melakukan perjalanan kilat dari Makkah ke Baitul Maqdis, dan dilanjut perjalanan langit dengan segala keajaibannya.Â
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat. (QS Al- Isra: 1)
Lalu besok harinya, Nabi menceritakan kepada penduduk Makkah apa yang baru saja dialaminya semalam. Penduduk Makkah bukannya tambah beriman, yang ada justru banyak yang tidak percaya.Â
Bagaimana mungkin, Muhammad melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina dalam satu malam saja?
Mereka yang tadinya suka mencela Nabi semakin mengolok-olok dan menghina. Parahnya, orang-orang yang imannya lemah menjadi murtad karena terhasut dan menganggap Nabi Muhammad sebagai pendusta.Â
Dalam keadaan yang demikian genting, Abu Bakar muncul dengan gagah dan penuh percaya diri membenarkan apa saja yang Rasulullah sampaikan. Sejak kejadian itu, Nabi menjulukinya ash-Shiddiq.Â
Dalam hadits riwayat Siti Aisyah dijelaskan, "Begitu Nabi melakukan isra ke Masjid al-Aqsha, paginya ia kabarkan hal itu kepada warga (Makkah). (Saking tidak percayanya), sampai-sampai mereka yang tadinya beriman dan mempercayai Nabi menjadi murtad. Mereka celaka.Â
Abu Bakar pun berkata, "Aku membenarkannya pada perkara yang lebih dari pada itu, aku membenarkannya tentang wahyu yang ia terima dari langit di pagi atau pun sore hari'. Â Oleh karena itu, Abu Bakar dinamakan ash-Shiddiq."Â
Abu Bakar adalah orang pertama di luar keluarga Nabi yang memeluk Islam. Ia juga menjadi orang pertama yang membenarkan peristiwa Isra Miraj.Â
Perjalanan isra mi'raj ini sendiri merupakan perjalanan spritual Nabi sekaligus sebagai penghiburan atas kesedihan mendalam atas wafatnya sang isteri, Siti Khadijah, dan pamannya Abu Thalib.
Meski pamannya seorang musyrik dan tidak mempercayai ajaran yang dibawakan Nabi, sang paman tetap selalu melindungi Nabi dari kaum Quraisy yang selalu berusaha mencelakakan Nabi.
Sebelum memeluk Islam, Abu Bakar adalah seorang pedagang yang kaya raya. Sesudah masuk Islam, seluruh hartanya ia keluarkan untuk kepentingan dakwah dan kesejahteraan umat Islam.
Selain bergelar ash-Shiddiq, Abu Bakar juga mendapatkan julukan Al-'Atiq karena keindahan dan kebeningan wajahnya. Ia mendapat julukan itu juga karena dari sisi keturunanannya tidak mendapat cela sedikit pun.
Ada juga yang mengatakan julukan tersebut dilekatkan kepadanya karena pada suatu hari ketika Rasulullah bertemu dengan Abu Bakar. Rasulullah berkata, "Engkau terbebas (atiq) dari neraka."
Sebagai khalifah pertama, Abu Bakar yang juga ayah mertua Nabi, banyak jasanya. Â Salah satunya adalah mengumpulkan Alquran.
Di waktu itu, ayat-ayat Alquran tercecer di banyak tempat, seperti di pelepah kurma, permukaan batu cadas, dan hafalan para sahabat nabi per surah atau ayat-ayat tertentu.
Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan Alquran hingga menjadi satu kesatuan. Semula Abu Bakar menentang hal ini karena tidak ada perintah dari Nabi.Â
Tetapi setelah didapati banyaknya penghafal Alquran yang mati syahid dalam peperangan Yamama, Umar Bin Khatab mendesak Abu Bakar Ash Shiddiq agar Alquran segera ditulis.Â
Tujuannya agar Alquran tetap utuh dan tidak hilang meski para hafidz telah berjihad di medan perang. Akhirnya terbukalah pintu hati Abu Bakar untuk mengumpulkan Alquran dalam satu kesatuan.
Kedekatan Abu Bakar dengan Nabi
Sebagai pemeluk awal Islam, Abu Bakar telah mengambil berbagai peran besar.
Melalui ajakannya, Abu Bakar berhasil mengislamkan banyak orang yang di kemudian hari menjadi tokoh-tokoh penting dalam sejarah Islam, di antaranya adalah 'Utsman bin 'Affan.
Banyak sekali hal yang menunjukkan kedekatannya dengan Nabi Muhammad SAW. Misalnya saat dirinya menikahkan anaknya, Aisyah dengan Nabi Muhammad SAW.
Lalu saat Nabi memilih Abu Bakar Ash Shiddiq sebagai pendampingnya dalam perjalanan ke Madinah saat Hijrah. Di Madinah, dia adalah kepala penasihat Nabi.Â
Selain itu, Abu Bakar juga melakukan ziarah ke Mekah, hingga menjadi pengganti Rasulullah SAW menjadi imam selama Nabi sakit.
Atau juga menemani Nabi Muhammad SAW di gua ketika dikejar kaum Quraisy. Allah SWT berfirman, Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah);Â
sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, "Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita."Â
Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang tinggi. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. (QS At Taubah: 40).
Di sini Rasulullah SAW berkata 'janganlah kamu bersedih' namun tidak berkata 'janganlah kamu takut'. Ketika itu rasa sedih Abu Bakar terhadap keselamatan Rasulullah sangat mendalam, sampai-sampai rasa takutnya terkalahkan,".
Ketika hendak memasuki gua pun, Abu Bakar masuk terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada hal yang dapat membahayakan Nabi Muhammad SAW.
Sekitar dua tahun dua bulan memimpin umat Islam, Abu Bakar As-Siddiq wafat karena sakit yang ia derita pada usia 61 tahun, pada 13 H/634 M. Ia dikuburkan di samping makam Nabi Muhammad SAW.
Demikian. Semoga kita dapat mengambil hikmahnya.Â
Wallahu'alam bisshowab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H