Kocok 2 butir telur ayam, masukkan tumisan kentang, aduk-aduk. Panaskan wajan dengan minyak goreng. Kebetulan stok mentega sudah habis. Dadar deh seperti mendadar telur. Balik telur, matang, lipat. Matikan kompor.
Omelet dan telur dadar sih sebenarnya sama saja. Kalau menurut saya ya. Tapi biar kekinian saya sebut saja omelet. Sudah, tidak usah protes ya.
Taruh omelet kentang tumis di piring. Lumuri dengan campuran saus mayones, saus cabai, saus tomat. Taburi deh dengan keju parut. Terakhir, taburi juga dengan bubuk cabai mengingat anak saya ini doyan pedas.
Taraa...jadilah menu sarapan yang amat sederhana ini. Setelah dicoba, kata anak saya sih enak. Ya enaklah secara dia penggemar telur dadar.
"Kalau pakai nasi enak nggak Bund?" tanyanya.
"Ya enak aja," jawab saya. Meski kentang sumber karbohidrat juga, mungkin kurang mengenyangkan. Tidak akan sekenyang makan dengan nasi. Padahal kentang yang saya lumatkan sebanyak 2 buah, lumayan mengenyangkan sebenarnya.
Dan, sepiring itu pun habis dilumatnya tanpa sisa. Itu artinya, masakan Chef Bunda Tety bisa dikatakan enakkkkkk... pakai banget.
Anak saya ini sarapan sendiri. Kebetulan kakaknya, yang tidak lain anak pertama saya, sedang menginap di rumah teman SMP-nya. Adiknya alias anak bungsu saya tengah berlatih karate di halaman parkir tanah wakaf Masjid Al Ihsan Permata Depok.
Demikian cerita di hari Minggu di pagi yang temaram. Sepertinya sih ada gelagat akan turun hujan. Terima kasih sudah membersamai. Selamat berlibur. Selamat weekend. Semoga kita semua sehat selalu dan senantiasa dalam perlindungan Allah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI