3. Semakin ia berusaha mendekat menggapai keridhaan Allah WST, maka semakin pula Allah SWT mendekat kepada dirinya. Dalam hadist disebutkan:
Dari Anas ra dari Nabi SAW yang beliau riwayatkan dari Rabb-nya, firmanNya, "Jika seorang hamba mendekatkan diri kepadaKu sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekatkan diri kepadaKu sehasta, maka aku mendekat kepadanya sedepa. Dan, jika ia mendekatkan diri kepadaKu dengan berjalan, maka aku akn mendatanginya dengan berlari" (HR Bukhari)
4. Mujahadah merupakan implementasi dari rasa syukur kepada Allah, dalam hadist disebutkan:
Dari Aisyah ra bahwa Nabi SAW melaksanakan shalat malam hingga kakinya bengkak-bengkak. Aisyah berkata wahai Rasulullah, mengapa Anda melakukan ini padahal Allah telah mengampuni dosa Anda yang telah berlalu dan yang akan datang? Beliau bersabda, "Apakah aku tidak suka jika menjadi hamba yang bersyukur?" (HR Bukhari)
5. Mujahadah adalah karakter mendasar seorang mukmin, dalam hadist disebutkan:
Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah SWT daripada orang mukmin yang lemah. Pada masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu. Mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah.Â
Rasul melanjutkan, 'Apabila kamu tertimpa kemalangan, janganlah kamu mengatakan, 'Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, niscaya tidak akan begini dan begitu'. Tapi katakanlah, 'ini sudah takdir Allah dan apa yang dikehendakiNya pasti akan dilaksanakanNya. Karena sesungguhnya ungkapam kata 'law' (seandainya) Â akan membukakan jalan bagi godaan setan (HR Muslim).
Rasulullah SAW adalah contoh yang sempurna. Muhammad Saw adalah sosok yang tidak mengenal dosa, jaminan surga pun telah ada pada dirinya. Namun, dalam hal ibadah, Rasul selalu bersungguh-sungguh. Beliau begitu unggul mujahadahnya.
Rasulullah menunaikan yang fardu dan menyempurnakannya dengan yang sunah.
Setiap malam selalu shalat malam dengan membaca surat Albaqarah, Ali Imran, dan Annisa dalam 1 rakaat.
Nabi juga bersungguh-sungguh ibadah di bulan ramadan. Begitu pula dalam hal bersedekah dan dalam keteguhan memegang prinsip. Semua dilakukan sebagai wujud syukur kepada Allah.