Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kajian Hadist, Mujahadah Bentuk Rasa Syukur kepada Allah SWT

13 November 2022   16:26 Diperbarui: 13 November 2022   16:37 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Ankabut 29: 69)

Minggu 13 November 2022, Kajian Islam Ahad Subuh (KISAH) Masjid Al Ihsan Permata Depok, mengupas kajian hadist. Tema yang diangkat mengenai "Mujahadah Bersungguh-sungguh Menggapai Ridha Allah SWT".

Kajian yang diadakan secara luring dan daring seusai shalat subuh berjamaah itu disampaikan oleh Ustadz Rizka Maulan, Lc, MA. Berikut kajiannya.

Mujahadah berasal dari kata 'jahada' yang berarti "bersungguh-sungguh, berjuang dengan segala upaya, berusaha". Dari akar kata ini, lahir kata jihad berarti berjuang dengan fisik, ijtihad berjuang dengan pikiran, dan mujahadah berjuang dengan batin.

Kata jihad diterapkan dalam konteks peperangan, ijtihad diterapkan dalam konteks pemikiran, dan mujahadah dalam kontek kesufian. Kesemuanya, meskipun memiliki konteks penerapan berbeda, namun masih ada kaitan dengan makna dasar, yaitu kesungguhan melakukan.

Jihad di jalan Allah, salah satu perbuatan yang paling utama. Namun, harus diingat bahwa dalam berjihad tetap berkomitmen dengan nilai keimanan terhadap Allah dan dilandasi ajaran Allah.

Dalam melakukan jihad perlu mencurahkan segala kemampuan dan berkorban dengan segala tenaga, pikiran, emosi dan apa saja yang berkaitan dengan diri manusia.

Jadi, makna jihad yang selama ini kita dengar bukan melulu diartikan berperang melawan musuh secara fisik. Makna jihad itu banyak. Jihad secara bahasa berarti sebagai perjuangan dan upaya optimal dengan bersungguh-sungguh. Istilah jihad berarti kesediaan untuk bekerja keras dengan mencurahkan segala kemampuannya.

Semisal, mahasiswa belajar sungguh-sungguh untuk mendapatkan nilai IPK yang bagus, itu termasuk jihad. Atau pelajar yang belajar sungguh-sungguh saat ujian agar mendapatkan nilai yang bagus, itu juga termasuk mujahadah.

Sungguh-sungguh ini mencakup segala aspek kehidupan. Saat mencari nafkah, bekerja, atau hal lainnya. Bekerja jika diniatkan ibadah harus dilakukan dengan sungguh-sungguh.  

Termasuk juga dalam hal beribadah. Bersungguh-sungguh dalam memelihara diri dari berbuat dosa. Bersungguh-sungguh untuk meninggalkan kebiasaan buruk ke kebiasaan baik. Dari yang baik menjadi lebih baik lagi. Juga bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu.

Bersungguh-sungguh (mujahadah) dalam ibadah, salah satu sikap yang sangat dianjurkan di dalam Islam. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 69, bahwa orang-orang yang berjuang (mujahadah) di jalan keridhaan Allah, maka Allah pasti memberi petunjuk (hidayah) mereka pada tempat yang Allah ridhai.

Manfaat mujahadah
Segala amal perbuatan pasti akan ada balasannya. Termasuk sifat mujahadah akan mendapatkan balasan untuk dirinya sendiri. Semisal, mahasiswa yang sungguh-sungguh belajar, balasannya akan mendapatkan nilai yang bagus.

Semua kesungguhan yang kita lakukan itu berpulang kepada diri sendiri. Hakikatnya, apabila seorang mukmin bermujahadah, maka benefit dari mujahadahnya tersebut kembali kepada dirinya sendiri.

Allah berfirman, "Dan barangsiapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri. Sungguh, Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam" (QS Al-Ankabut: 6)

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Keutamaan mujahadah

1. Mendapatkan cinta dan perlindungan dari Allah, sebagaimana disebutkan dalam hadist:

Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Allah berfirman, 'Barangsiapa memusuhi wali-Ku, maka Aku umumkan perang kepadanya, dan hamba-Ku tidaklah bisa mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada yang telah Aku wajibkan. Jika hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah, maka Aku mencintai dia... (HR Bukhari)

2. Dikabulkan segala doanya dan diberikan perlindungan kepadanya, sebagaimana disebutkan dalam hadist:

Dari Abu  Hurairah berkata bahwa Rasullullah bersabda Allah SWT berfirman, "... jikalau ia meminta-Ku, pasti Kuberi, dan jika meminta perlindungan kepafa-Ku, pasti Ku-lindungi" (HR Bukhari)

3. Semakin ia berusaha mendekat menggapai keridhaan Allah WST, maka semakin pula Allah SWT mendekat kepada dirinya. Dalam hadist disebutkan:

Dari Anas ra dari Nabi SAW yang beliau riwayatkan dari Rabb-nya, firmanNya, "Jika seorang hamba mendekatkan diri kepadaKu sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekatkan diri kepadaKu sehasta, maka aku mendekat kepadanya sedepa. Dan, jika ia mendekatkan diri kepadaKu dengan berjalan, maka aku akn mendatanginya dengan berlari" (HR Bukhari)

4. Mujahadah merupakan implementasi dari rasa syukur kepada Allah, dalam hadist disebutkan:

Dari Aisyah ra bahwa Nabi SAW melaksanakan shalat malam hingga kakinya bengkak-bengkak. Aisyah berkata wahai Rasulullah, mengapa Anda melakukan ini padahal Allah telah mengampuni dosa Anda yang telah berlalu dan yang akan datang? Beliau bersabda, "Apakah aku tidak suka jika menjadi hamba yang bersyukur?" (HR Bukhari)

5. Mujahadah adalah karakter mendasar seorang mukmin, dalam hadist disebutkan:

Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah SWT daripada orang mukmin yang lemah. Pada masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu. Mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah. 

Rasul melanjutkan, 'Apabila kamu tertimpa kemalangan, janganlah kamu mengatakan, 'Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, niscaya tidak akan begini dan begitu'. Tapi katakanlah, 'ini sudah takdir Allah dan apa yang dikehendakiNya pasti akan dilaksanakanNya. Karena sesungguhnya ungkapam kata 'law' (seandainya)  akan membukakan jalan bagi godaan setan (HR Muslim).

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Rasulullah SAW adalah contoh yang sempurna. Muhammad Saw adalah sosok yang tidak mengenal dosa, jaminan surga pun telah ada pada dirinya. Namun, dalam hal ibadah, Rasul selalu bersungguh-sungguh. Beliau begitu unggul mujahadahnya.

Rasulullah menunaikan yang fardu dan menyempurnakannya dengan yang sunah.
Setiap malam selalu shalat malam dengan membaca surat Albaqarah, Ali Imran, dan Annisa dalam 1 rakaat.

Nabi juga bersungguh-sungguh ibadah di bulan ramadan. Begitu pula dalam hal bersedekah dan dalam keteguhan memegang prinsip. Semua dilakukan sebagai wujud syukur kepada Allah.

Bagaimana orang-orang terdahulu bermujahadah?  
Rabi bin Sulaiman berkata,  Imam Syafi'i mengkhatamkan AlQuran di bulan Ramadhan sebanyak 60 kali, dan semuanya dibaca dalam shalat. Sementara itu, Iman Huaidi berkata pada hari biasa Imam Syafii mengkhatamkan Alwuran dalam satu hari.

Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, anaknya Imam Ahmad berkata, "Ayahku setiap malam shalat sebanyak 300 rakaat, dan pada hari-hari beliau terkena fitnah tentang Alquran yang mana beliau dicambuk setiap harinya, beliau tambahkan jumlah rakaat shalatnya"

Yahya bin aktsam berkata: Aku menemani Imam Waki' bin Jarrah al-Kufi (salah satu murid dari Imam Hanifah dan guru dari Imam Ahmad bin Hanbal) setiap harinya, dan aku mendapati beliau puasa setiap hari, dan mengkhatamkan Al-Qur'an setiap malamnya.
 
Namun yang harus diingat, hal utama yang mesti dilakukan dalam bermujahadah yaitu dengan memelihara iman, memurnikan akidah, dan menegakkan amal ibadah.

Demikian. Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu memperbaiki diri. Wallahu'alam bisshowab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun