Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dulu Banget, Ketika KRL Tidak Senyaman Sekarang

1 November 2022   10:13 Diperbarui: 1 November 2022   10:20 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu banget, ketika KRL tidak senyaman sekarang, yang setiap pagi dan sore menjelang malam dipenuhi penumpang, dan ketika itu terjadi kebakaran di salah satu gerbong. Persis di belakang gerbong yang saya naiki.

Penumpang berhamburan, melompat. Ada kepanikan. Saya juga sempat panik, tapi akhirnya saya menenangkan diri. Saya teringat dengan kata-kata yang entah siapa yang mengucapkan, bahwa "jangan panik jika terjadi kepanikan. Jika ikut panik yang ada malah celaka".

Mengingat kata-kata itu, saya duduk, menenangkan diri sambil melihat orang-orang yang berhamburan karena panik. Syukurlah, dalam waktu yang tidak begitu lama, keadaan bisa terkendali. Perjalanan kereta pun dilanjutkan. Mungkin, jika saya ikut panik, bisa jadi saya jatuh dan terluka.

Dulu banget, ketika KRL tidak senyaman sekarang, yang kondisinya masih sama ketika saya punya anak. Membawa anak kecil jelas sesuatu yang riskan, terlebih jika dalam keadaan padat penumpang.

Ketika itu, tidak ada yang menjaga anak saya. Kebetulan si Mbak tidak masuk karena sakit. Dan, kebetulan juga ibu saya dalam keadaan kurang sehat sehingga tidak bisa saya titipi anak saya. Jadi, mau tidak mau saya pun membawa anak saya kerja.

Nah, saat pulang, kereta penuh sesak, dan ketika akan turun di Stasiun Citayam, susah hingga akhirnya terbawa ke stasiun berikutnya. Saya menenangkan anak saya yang terlihat panik dan mau menangis. Mungkin dia shock melihat pemandangan yang tidak biasa. Ya anak sekecil itu pastilah kaget dan terkejut. Maklum, posisi sudah berdiri bersiap turun tapi tersikut, terdorong.

Saya akhirnya turun di stasiun dengan kondisi yang benar-benar aman dan nyaman buat anak saya. Terus naik kereta lagi menuju Depok. Tidak usah beli tiket lagi.  Kalau ada pemeriksaan tinggal bilang saja ke petugas, stasiun yang dituju terlewati.

Itu dulu. Duluuuu banget, ketika KRL tidak senyaman sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun