Jadi, apa yang dinilai jika tidak ada PTS? Ternyata, di dalam Kurikulum Merdeka, terdapat dua bentuk penilaian (asesmen), yaitu Penilaian Formatif dan Penilaian Sumatif.Â
Keduanya memiliki perbedaan yang cukup mendasar, meski sama-sama berfungsi sebagai asesmen di dalam pembelajaran. Penilaian formatif lebih kepada bagaimana untuk memperbaiki nilai ke depannya jika nilai dianggap masih kurang.
Sementara penilaian sumatif adalah penilaian terakhir yang digunakan untuk menilai apakah siswa naik kelas atau tidak. Artinya, penilaian diberikan setelah proses belajar selama satu tahun selesai.
Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
Adapun yang menjadi nilai dalam raport bayangan ini adalah berdasarkan ulangan harian dan tugas kelompok dalam pengerjaan proyek-proyek.Â
Tapi bukan hanya sekedar nilai berupa angka. Penilaian juga berdasarkan disiplin, kerjasama, inisiatif, kreatif dan nilai spiritual lainnya.
Jumat 22 Oktober 2022, ada pembagian raport bayangan yang biasanya dibagikan per tiga bulan. Tapi yang menerima raport bukan wali murid melainkan dibagikan kepada siswanya langsung.Â
Mengapa bukan orang tua sebagaimana lazimnya? Tadinya memang pengambilan rapor ini oleh orang tua, dilanjutkan dengan pertemuan kepala sekolah dan Komite Sekolah.
Pertemuan yang baru diadakan setelah 3 bulan masa pembelajaran. Sekaligus pihak sekolah akan menjelaskan apa dan bagaimana Kurikulum Merdeka serta terkait hal-hal lainnya. Undangan sudah dishare di group WA.
Namun, akhirnya tidak jadi. Ada beberapa alasan. Pertama, di sekolah anak saya tengah ada renovasi masjid, jadi dikhawatirkan akan membuat tidak nyaman wali murid dan pekerja.Â
Kedua, ruangan yang tidak memadai untuk menampung semua wali murid. Padahal sih bisa saja dibagi waktunya, menurut saya.