Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tentang Kematian, Ini 4 Nasihat Rasulullah

24 September 2022   18:17 Diperbarui: 24 September 2022   18:18 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (QS. Ali Imran: 185).

Kamis sore 22 September 2022, selepas Ashar, saya mendapatkan kabar jika ayah mertua saya meninggal dunia di usinya yang ke-82 tahun. Sejatinya, meski setiap nyawa akan mati, tetap saja menimbulkan duka bagi siapapun yang dekat dengannya.

Malamnya, saya dan anak-anak pergi ke rumah duka di Kampung Curug, Kelurahan Babakan, Tangerang Selatan, Banten. Suami saya sudah sejak sore di sana ketika mendapat kabar ayah kami mengalami sesak napas saat dirawat di rumah sakit.

Setelah melalui berbagai proses pengurusan jenazah, Jumat pagi, 24 September 2022, ayah kami pun dimakamkan. Berdampingan dengan makam ibu kami yang pada 7 tahun lalu telah berpulang lebih dulu.

Kami bersyukur ayah bisa dimakamkan bersebelahan dengan makam ibu. Lahan antara makam ibu dengan makam yang lain di sampingnya, masih memungkinkan untuk digali. Padahal, awalnya diprediksikan tidak bisa. Tapi nyatanya, kuasa Allah berkata lain.

Para pelayat yang sebagian besar tetangga ayah kami, bersaksi bahwa ayah kami adalah sosok yang baik. Ayah orangnya begini, ayah orangnya begitu. Semua yang disampaikan hal-hal yang baik.

Selama masa hidupnya dan selama saya mengenalnya tidak pernah saya mendengar hal-hal negatif dari para tetangga. Kami pun berdoa semoga ayah wafat dalam keadaan husnul khotimah. Sesuatu yang didambakan dan diharapkan umat Islam saat menghadapi kematian.

Bagaimana kematian itu sendiri tergantung bagaimana amal ibadah kita selama hidup. Apakah lebih berat timbangan kebaikan atau malah sebaliknya? Banyak yang bilang akhir dari kematian kita bagaimana kebiasaan kita.

Saya jadi ingat kajian muslimah group "Ayo Ngaji" pada Kamis 16 September 2022 yang  membahas "Di Balik Rahasia Kematian" yang disampaikan oleh Ustadzah Hj Lissa Malike, Lc.

Ya, kita sebagai manusia dan makhluk bernyawa pasti akan mati. Tidak harus menunggu tua atau dalam keadaan sakit. Kematian itu bisa saja terjadi di saat kita tengah bersuka cita atau ketika dalam berbuat dosa.

Tidak ada yang tahu kapan kematian akan datang. Karena kedatangannya tanpa pemberitahuan, tanpa aba-aba. Kita hanya bisa menjadikan kematian adalah pengingat dan nasihat bahwa kelak tinggal menunggu giliran kita. Tentu saja dengan cara yang berbeda.

Kita tidak bisa menghindar darinya, tidak bisa pula berlari darinya. Semua sudah tertulis dalam lauhulmahfuz. Kitab yang menuliskan seluruh catatan mengenai takdir dan kejadian yang terjadi di alam semesta bahkan sebelum kita diciptakan dan hadir di dunia ini.

"Katakanlah, "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu kan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Jumu'ah : 8).

Semua yang bernyawa pasti akan mati. Tentu saja sesuai ajalnya, seatas izinNya, juga takdir dan ketetapanNya. Siapapun yang ditakdirkan mati pasti akan mati meski tanpa sebab. Siapapun yang dikehendaki tetap hidup pasti akan hidup. Tidak ada satu umat yang melampaui batas waktu yang telah ditentukan.

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Nasihat Rasulullah tentang Kematian

1. Memperbanyak mengingat kematian

Rasulullah memerintahkan kita agar memperbanyak mengingat mati. Beliau bersabda, "Sering-seringlah mengingat pemutus segala kenikmatan, yaitu kematian." (HR. Baihaqi, Ibnu Hibban dan Bazzar, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami', hadist nomor 1222).

Dengan mengingat kematikan dapat menghilangkan perasaan nyaman terhadap dunia yang fana ini dan mendorong jiwa untuk setiap saat fokus menghadapi kehidupan yang kekal (akhirat).

Ada hikmah di balik peristiwa kematian yang sering kita lihat. Di antaranya mengusir rasa was-was dan kecintaan terhadap dunia yang fana . Karena kematian tidak memiliki tanda yang pasti, maka manusia akan selalu waspada .

"Selain itu, ingat kematian memudahkan orang beriman menerima setiap ujian atau musibah dan mampu mencegah berpanjang angan-angan ," tutur ustadzah.

Rasullullah bersabda, "Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas." (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits bahwa mukmin yang cerdas, yang tahu bahwa ia tidak tahu kapan meninggalnya dan di mana? Ia tidak tahu apakah ia mendapatkan husnul khotimah ataukah meninggal dalam kondisi bermaksiat? Karena itu, ia selalu mempersiapkan diri untuk menghadapi hari perpisahan itu.

"Orang yang pintar ialah orang yang mau mengoreksi dirinya sendiri, yang sanggup menundukkan nafsunya untuk beribadah kepada Allah, yang selalu beramal untuk kepentingan akhirat, yang sadar untuk introspeksi diri atas kelalaiannya dan memanfaatkan usia sebaik-baiknya, ia ingat dan taat pada Allah kapan saja, di mana saja," jelas ustadzah.

2. Bersikap tenang dan terus mengucap kalimat syahadat saat menjelang ajal

Rasulullah SAW menganjurkan, saat menjelang ajal lisannya terus mengucapkan kalimat syahadat.

"Malaikat maut mendatangi seorang laki-laki yang hampir meninggal dunia. Setelah memeriksa hati orang itu, ia tidak mendapati apa-apa di dalamnya. Kemudian ia membuka mulut orang itu dan mendapati di ujung lidahnya ada yang menempel pada langit-langit mulutnya suatu ucapan La Ilaha Illallah. Allah SWT lalu berkenan mengampuni dosanya dikarenakan kalimat tersebut diucapkan dengan ikhlas." (HR. Abu Huraira)

Jika seseorang yang hampir mati tidak sanggup mengucapkan la Ilaha Illallah karena lemah, maka orang di sekitarlah yang menuntunnya dengan sikap lemah-lembut.

Menyaksikan orang yang sedang sakaratul maut , akan membuat kita merenung dan bertadabur tentang kematian . Jiwa kita akan selalu ingat, menahan diri untuk malas beribadah , menumbuhkan semangat beramal, dan selalu menambahnya betapapun letih dirinya.

3. Berprasangka baik kepada Allah SWT menjelang ajal

Rasulullah bersabda, "Jangan sampai salah seorang di antara kalian mati kecuali dia berbaik sangka kepada Allah SWT!" (HR. Muslim).

Dari hadist tersebut, Nabi mengingatkan kita untuk tidak berputus dan mendorong kita untuk senantiasa berharap kepada Allah SWT agar dirahmati dan mengampuni dosa kita. Sebab, hanya kepada Allah SWT kita berharap diterima serta diberi rahmat dan ampunanya.

Islam mengajarkan agar berprasangka baik kepada Allah SWT  sehingga orang yang berprasangka baik akan mendapatkan anugerah husnul khatimah.

4. Tidak meminta suatu kematian

Rasulullah bersabda,"Janganlah ada orang yang menginginkan mati karena kesusahan yang dideritanya. Apabila harus melakukannya hendaklah dia cukup berkata, "Ya Allah, tetap hidupkan aku selama kehidupan itu baik bagiku dan wafatkanlah aku jika kematian baik untukku." (HR. Bukhari)

Allah SWT dalam QS. Yunus ayat 49 menjelaskan ketetapan Allah SWT tentang kematian. "Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah".

Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukan(nya)." (QS. Yunus: 49).

Demikian 4 nasihat Nabi tentang kematian. Manusia yang mengingat kematian akan dimuliakan dalam 3 hal, yaitu segera bertaubat, hati yang qanaah, dan giat ibadah.

Maka balasan akhir yang baik hanya Allah peruntukkan bagi orang-orang yang bertakwa dan membekali dirinya dengan ketaatan kepadaNya, menjauhi perbuatan yang menyimpang dari agamaNya. Balasan akhir yang baik bagi orang-orang yang bertakwa, yaitu syurga.

Maka, cukuplah kematian sebagai nasihat.

Wallahu'alam bisshowab

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun