Jadi, tidak tertutup kemungkinan harga akan naik lagi akibat dampak kenaikan harga BBM bersubsidi. Wah, berarti naik 2 kali dong ya.
"Nggak menutup kemungkinan harga akan naik. Bisa seminggu atau dua minggu lagi. Harga naik itu pasti terjadi, tapi sampai sekarang belum dapat info lagi," katanya.
Dia mengaku bingung mau jual berapa. Kalau dijual mahal banyak yang mengeluh. Terkadang tidak jadi beli. Dikasih murah, dia yang rugi. Jadi serba salah. Maju mundur kena.
Saya coba tanya ke abang sayur sebelahnya. Jawabannya sama. Hampir semua jenis sayuran mengalami kenaikan harga.
Tapi selama berbelanja itu, saya tidak mendengar keluhan soal harga sayuran yang naik. Mungkin mau mengeluh juga percuma karena memang butuh. Mengeluh saat itu apa lantas harga menjadi turun?
Saya sendiri belanja terong ungu, ubi ungu, daun pakis, bawang bombai, wortel, tomat, kentang, cabai merah, cabai rawit, paprika merah, paprika hijau, jagung, kol, daun salada.Â
Setelah dihitung oleh abang sayur, totalnya hampir Rp100.000. Itu karena saya berbelanja tidak dalam jumlah banyak. Seperlunya saja. Biar tidak cepat busuk juga.
Setelah berbelanja berbagai jenis sayuran untuk stok sarapan anak-anak, saya mampir ke abang penjual ikan basah. Saya mau beli udang dan kepala ikan kakap merah.
Sayangnya, saya lupa tanya apakah harga ikan ikutan naik pasca harga BBM bersubsidi naik? Saya menduga pasti naik juga secara nelayan menjaring ikan kan pakai BBM solar.Â
Karena harga BBM bersubsidi jenis solar naik, otomatis akan berpengaruh pada harga tangkapan yang akan dijual. Belum lagi resiko saat melaut mengingat saat ini hujan setiap hari.