Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Harga BBM Bersubsidi Naik, Harga Sayuran Melonjak

11 September 2022   21:11 Diperbarui: 12 September 2022   02:00 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pedagang sayuran di depan kompleks Permata Depok (dokumen pribadi)

Hari Minggu sejatinya hari leyeh-leyeh saya. Biasanya menjadi hari bermalas-malasan buat saya. Pokoknya malas buat ngapa-ngapain. Maunya nonton sambil rebahan.

Oh iya dong setelah enam hari berkutat dengan pekerjaan, saya perlu merilekskan tubuh saya. Walaupun pekerjaan saya lebih banyak dikerjakan di rumah alias work from home.

Tapi, hari ini tumben-tumbenan juga saya mau "bergerak". Belanja sayuran di abang sayur yang mangkal di depan kompleks rumah. Biasanya sih si Mbak yang belanja. Berhubung Minggu, jadi libur deh si Mbak.

Kalau hari Minggu itu, biasanya saya malas ke luar rumah, kecuali kalau ada agenda pekerjaan.  Saya berbelanja karena penasaran saja apakah harga-harga sayuran merangkak naik? Jika harganya naik apakah imbas dari kenaikan harga BBM bersubsidi?

Kata abang sayur, harga sayuran rata-rata naik. Cabai, kacang panjang, buncis, bawang merah, bayam, kentang dan masih banyak lagi.

Kenaikan dipicu akibat mobilitas dan suplai barang. Dia tidak mau menaikkan harga tinggi-tinggi. Khawatir jadi sepi pembeli. Dia mengaku tidak mengambil untung banyak. Terpenting bisa menutupi modal.

"Hampir semua jenis sayuran mengalami kenaikan harga. Keuntungan yang didapat juga berkurang," tutur abang sayur yang ditemani isterinya melayani pembeli.

Kacang panjang semula Rp10 ribu menjadi Rp15 ribu, buncis dari Rp12 ribu menjadi Rp15 ribu. Kentang dari awal harga Rp12 ribu menjadi Rp15 ribu.

Bawang merah semula Rp30 ribu menjadi Rp35 ribu. Cabai merah keriting Rp75 ribu menjadi Rp80 ribu. Cabai rawit merah dari Rp30 ribu menjadi Rp45 ribu.

Katanya, kenaikan harga-harga sayuran ini bukan karena imbas naiknya harga BBM bersubsidi. Harga sayuran sudah naik sebelum harga BBM bersubsidi naik.

Jadi, tidak tertutup kemungkinan harga akan naik lagi akibat dampak kenaikan harga BBM bersubsidi. Wah, berarti naik 2 kali dong ya.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

"Nggak menutup kemungkinan harga akan naik. Bisa seminggu atau dua minggu lagi. Harga naik itu pasti terjadi, tapi sampai sekarang belum dapat info lagi," katanya.

Dia mengaku bingung mau jual berapa. Kalau dijual mahal banyak yang mengeluh. Terkadang tidak jadi beli. Dikasih murah, dia yang rugi. Jadi serba salah. Maju mundur kena.

Saya coba tanya ke abang sayur sebelahnya. Jawabannya sama. Hampir semua jenis sayuran mengalami kenaikan harga.

Tapi selama berbelanja itu, saya tidak mendengar keluhan soal harga sayuran yang naik. Mungkin mau mengeluh juga percuma karena memang butuh. Mengeluh saat itu apa lantas harga menjadi turun?

Saya sendiri belanja terong ungu, ubi ungu, daun pakis, bawang bombai, wortel, tomat, kentang, cabai merah, cabai rawit, paprika merah, paprika hijau, jagung, kol, daun salada. 

Setelah dihitung oleh abang sayur, totalnya hampir Rp100.000. Itu karena saya berbelanja tidak dalam jumlah banyak. Seperlunya saja. Biar tidak cepat busuk juga.

Setelah berbelanja berbagai jenis sayuran untuk stok sarapan anak-anak, saya mampir ke abang penjual ikan basah. Saya mau beli udang dan kepala ikan kakap merah.

Sayangnya, saya lupa tanya apakah harga ikan ikutan naik pasca harga BBM bersubsidi naik? Saya menduga pasti naik juga secara nelayan menjaring ikan kan pakai BBM solar. 

Karena harga BBM bersubsidi jenis solar naik, otomatis akan berpengaruh pada harga tangkapan yang akan dijual. Belum lagi resiko saat melaut mengingat saat ini hujan setiap hari.

Tadi saya beli 1/4 kg udang harganya Rp20.000. Entah jenis udang apa. Beli 1/4 kg karena ada beberapa pembeli yang membeli dengan takaran yang sama. Biar bisa kebagian semua. Kalau kepala ikan Rp60.000.

Lanjut beli telur sekilo di warung. Kebetulan stok telur habis. Kebetulan juga anak-anak sudah request besok minta dibuatkan sarapan roti panggang telur mata sapi. Ternyata harga 1 kg telur sekarang Rp29.000. 

"Turun nih Kang?" Tanya saya.

"Iya, turun," jawabnya. 

Katanya, harga telur untuk saat ini turun tipis yang tadinya Rp30.000. Tapi entah dalam beberapa hari ke depan apakah akan kembali naik? 

"Sepertinya sih bakal naik lagi karena harga BBM naik," katanya.

Kemudian saya berbelanja sayuran di lapak Kang Eri, yang tidak begitu jauh dari TK Permata Bunda. Saya mau beli kol ungu, tapi ternyata tidak ada. Harganya biasanya Rp30.000. Entah sekarang.

Saya tanya apakah harga-harga sayuran ikutan naik? Katanya naik tapi tidak signifikan. Kisaran antara Rp2000 sampai Rp5000. 

Di sini, saya belanja mentimun, bawang putih, bawang merah, lada bubuk. Total tidak sampai Rp48.000. 

Demikian sekilas info gonjang ganjing harga sayuran dan kawan-kawannya pasca harga BBM bersubsidi naik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun