Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kajian Tafsir Surat Al Mulk Ayat 23 - 30, Bertafakur atas Nikmat Allah

4 September 2022   13:46 Diperbarui: 4 September 2022   13:54 1377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ustadz Dr. Ahmad Badrudin (dokumen pribadi)

Jika bayi tidak fokus saat diberi stimulus bunyi-bunyian maka ada yang tidak beres dengan pendengarannya. Dalil Alquran sejalan dengan ilmu pengetahuan.

Jauh sebelum lahir, janin dalam kandungan sudah bisa mendengar. Itu sebabnya, ketika janin diperdengarkan dengan musik atau bacaan Alquran, maka ia akan bereaksi.

Baru beberapa bulan baru fokus pada penglihatan. Matanya mulai berfungsi. Bisa diajak bermain dan bercanda. Kalau penglihatan bisa melihat banyak hal. Sedangkan pendengaran hanya bisa menangkap suara.

Orang dalam satu waktu tidak bisa mendengar satu suara. Hanya fokus pada satu suara. Dan, pendengaran paling akhir dicabut saat sakratul maut. Kalau pendengarannya sudah cabut, berarti sudah mati.

Kita terjaga dari tidur bukan karena mata kita tapi pendengaran kita. Berisik, ada gangguan, dan lain-lain.

Allah bekali kita dengan akidah, yaitu hati. Yang jadi penguasa seluruh tubuh. Hati rusak, tubuh ikut rusak.

Sedikit sekali kita bersyukur. Shalat adalah bagian dari bersyukur dan berterima kasih kita kepada Allah. Di saat orang-orang lain masih tidur, kita shalat subuh berjamaah di masjid.

Sedikit sekali bersyukur juga bisa terlihat dari sedikitnya jamaah yang shalat subuh berjamaah. Kalau orang itu bersyukur, masjid-masjid akan dipenuhi oleh jamaah.

Sekali-kalu kita berkunjung ke sekolah disabilitas. Bagaimana mereka menjalani hidup. Ada yang kehilangan penglihatan, kehilangan pendengaran. Dan untuk beradaptasi dengan keadaan butuh waktu.

Karena itu, kita yang normal harus banyak bersyukur. Tuna rungu dam tuna netra saja ingin belajar agama seperti orang normal, mengapa kita tidak? Padahal merasa dunianya terasa sempit. Kita merasa ramai, dia merasa sepi karena tidak mendengar dan tidak melihat.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun