Ayat 27, Maka ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat) sudah dekat, wajah orang-orang kafir itu menjadi muram. Dan dikatakan (kepada mereka), "Inilah (azab) yang dahulunya kamu minta."
Keadaan kaum musyrik yang mengolok kedatangan kiamat dan mendurhakai Allah digambarkan dalam ayat ini. Mereka berada dalam keadaan penuh ketakutan dan penyesalan yang tidak henti-hentinya
Ayat 28, Katakanlah (Muhammad), "Tahukah kamu jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersamaku atau memberi rahmat kepada kami, (maka kami akan masuk surga), lalu siapa yang dapat melindungi orang-orang kafir dari azab yang pedih?"
Begitu bencinya kepada Nabi Muhammad, kaum kafir sering berharap agar Nabi Muhammad cepat mati. Lalu Allah perintahkan Nabi untuk mengatakan seperti yang termaksud di ayat ini.
Ayat 29, Katakanlah, "Dialah Yang Maha Pengasih, kami beriman kepadaNya dan kepadaNya kami bertawakal. Maka kelak kamu akan tahu siapa yang berada dalam kesesatan yang nyata."
Ayat ini seolah-olah mencela sikap dan tindakan orang-orang kafir yang menyembah patung-patung. Patung yang mereka buat sendiri. Patung yang tidak dapat memberi manfaat dan mudarat.
Bahkan patung-patung itu harus mereka sendiri yang memelihara dan merawatnya. Demikian pula sikap orang-orang kafir yang selalu membangga-banggakan kekayaan, kekuasaan, dan keturunan mereka
Ayat 30, Katakanlah (Muhammad), "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapa yang akan memberimu air yang mengalir?"
Sebagai penutup surah ini, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar mengingat aneka nikmat Allah, terutama nikmat air yang merupakan sumber utama kehidupan.
Dari ayat ini orang-orang kafir diminta untuk membandingkan dasar ketuhanan versi mereka dengan sifat pemahaman ketuhanan menurut agama yang disampaikan Muhammad saw.