Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Harga BBM Bersubsidi Naik, Ancam Daya Beli Masyarakat

25 Agustus 2022   22:35 Diperbarui: 25 Agustus 2022   22:42 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggota DPR Fraksi PKS, Anis Byarwati (sumber foto: kompas.com)

"Pertumbuhan ekonomi juga akan kembali melambat hingga naiknya kembali angka kemiskinan," kata anggota legislatif perempuan asal DKI Jakarta ini, Selasa 23 Agustus 2022, saat ditemui di Kompleks Parlemen.

Anis yang juga anggota Komisi XI RI ini mengingatkan pemerintah untuk memperhatikan inflasi yang terjadi di banyak negara sudah berdampak pada Indonesia. Inflasi tahunan sudah hampir menembus 5% dan inflasi makanan telah mencapai angka 10,32%. 

Anggota DPR Fraksi PKS, Anis Byarwati (sumber foto: kompas.com)
Anggota DPR Fraksi PKS, Anis Byarwati (sumber foto: kompas.com)

"Jika terjadi kenaikan harga BBM bersubsidi dalam beberapa hari ke depan, maka bisa dipastikan angka inflasi akan kembali naik yang efeknya sangat memberatkan bagi rakyat," tukasnya.

Karena itu, ia tidak setuju pemerintah  menaikan harga BBM baik Pertalite dan Solar bersubsidi. Terlebih tren harga minyak dunia kemungkinan turun. Dalam RAPBN 2023 saja pemerintah mengusulkan ICP 90 US Dollar. 

Wakil Ketua BAKN DPR RI ini menambahkan rencana kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut juga memberikan efek yang besar bagi kalangan dunia usaha. Terutama sektor UMKM, usaha kecil informal yang seringkali tidak tersentuh oleh program bantuan sosial Pemerintah.

Selama ini, kata Anis, sebagian besar sektor UMKM dan informal memanfaatkan BBM bersubsidi dalam menjalankan usahannya. Kenaikan BBM bersubsidi ini dikhawatirkan akan semakin membuat pengusaha UMKM dan informal lainnya semakin kolaps.

"Efek dominonya dikhawatirkan angka kemiskinan dan pengangguran juga akan semakin meningkat. Dan, tentu saja ini akan berdampak pada industri dan serapan tenaga kerja bisa terganggu," katanya.

Pemerintah jangan mencari jalan pintas dalam menghadapi tingginya harga energi.  Padahal, subsidi adalah salah satu bentuk keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat banyak.

Seharusnya pemerintah mempertimbangkan berbagai situasi saat ini. Terlebih pemerintah dalam laporan tahunan menjelang HUT ke-77 Republik Indonesia menyebut ekonomi saat ini dalam keadaan sulit dan gelap. 

Opsi kenaikan harga BBM subsidi bukanlah pilihan yang tepat saat ini. Kenaikkan harga pertalite dan solar yang proporsi jumlah konsumen di atas 70 persen sudah pasti akan menyulut inflasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun