Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kajian Hadist, Bertawakal Hanya pada Allah Bukan ke Dukun

14 Agustus 2022   20:30 Diperbarui: 14 Agustus 2022   20:34 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: islampos.com

Derajat keenam, memasrahkan jiwa sepenuhnya hanya kepada Allah SWT. Karena orang yang bertawakal harus sepenuh hatinya menyerahkan segala sesuatu terhadap yang di tawakali. Tawakal tidak akan mungkin terjadi, jika tidak dengan sepenuh hati memasrahkan hatinya kepada Allah.

Derajat ketujuh, menyerahkan, mewakilkan, mengharapkan, dan memasrahkan segala sesuatu hanya kepada Allah SWT. Inilah hakekat dari tawakal. Allah SWT berfirman, "Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hambaNya". (QS. 40 : 44)

Ustadz menegaskan, seorang hamba yang menyerahkan segala urusannya kepada Allah, maka ia tidak akan berbuat melainkan dengan perbuatan yang sesuai dengan kehendak Allah. Karena dia yakin, Allah tidak akan menetapkan sesuatu kecuali yang terbaik bagi dirinya baik di dunia maupun di akhirat.

Sebagai umat muslim, kita diperintahkan untuk terus berusaha sebaik mungkin. Keberhasilan atau kegagalan semua murni hanya Allah yang menentukannya.

Kita juga diminta mendekat kepada para ulama yang sebenarnya. Para ulama yang betul-betul menjadi pewaris para nabi yang sanad keilmuannya bersambung hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Dengan menimba ilmu dari para ulama, kita akan mampu membedakan mana ulama yang sebenarnya dan mana yang hanya mengaku-ngaku sebagai ulama padahal sejatinya ia hanyalah seorang dukun atau peramal.

Demikian. Semoga memberikan pencerahan.

Wallahu'alam bisshowab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun