Derajat keenam, memasrahkan jiwa sepenuhnya hanya kepada Allah SWT. Karena orang yang bertawakal harus sepenuh hatinya menyerahkan segala sesuatu terhadap yang di tawakali. Tawakal tidak akan mungkin terjadi, jika tidak dengan sepenuh hati memasrahkan hatinya kepada Allah.
Derajat ketujuh, menyerahkan, mewakilkan, mengharapkan, dan memasrahkan segala sesuatu hanya kepada Allah SWT. Inilah hakekat dari tawakal. Allah SWT berfirman, "Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hambaNya". (QS. 40 : 44)
Ustadz menegaskan, seorang hamba yang menyerahkan segala urusannya kepada Allah, maka ia tidak akan berbuat melainkan dengan perbuatan yang sesuai dengan kehendak Allah. Karena dia yakin, Allah tidak akan menetapkan sesuatu kecuali yang terbaik bagi dirinya baik di dunia maupun di akhirat.
Sebagai umat muslim, kita diperintahkan untuk terus berusaha sebaik mungkin. Keberhasilan atau kegagalan semua murni hanya Allah yang menentukannya.
Kita juga diminta mendekat kepada para ulama yang sebenarnya. Para ulama yang betul-betul menjadi pewaris para nabi yang sanad keilmuannya bersambung hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Dengan menimba ilmu dari para ulama, kita akan mampu membedakan mana ulama yang sebenarnya dan mana yang hanya mengaku-ngaku sebagai ulama padahal sejatinya ia hanyalah seorang dukun atau peramal.
Demikian. Semoga memberikan pencerahan.
Wallahu'alam bisshowab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H