Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Sisa Pizza Jadi Alternatif Menu Sarapan Sehat untuk Anak-anak

9 Agustus 2022   09:38 Diperbarui: 9 Agustus 2022   09:42 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat pagi semua... Semangat pagi juga... Semoga kabarnya baik-baik saja ya. Semoga juga kita semua dalam keadaan sehat selalu.

Oh iya, sarapan apa hari ini buat anak-anak sebelum berangkat sekolah? Jangan sampai tidak sarapan ya. Karena sarapan itu penting bagi otak. Sarapan menjadi bahan energi otak untuk berpikir. 

Kalau otak dalam kondisi lapar akan membuat otak menjadi lelah dan memengaruhi mood saat belajar. Beraktivitas menjadi lesu ataupun mudah emosi. Nah, tidak mau kan ini terjadi pada anak-anak kita?

Buru-buru ke sekolah karena takut terlambat menjadi alasan paling umum kenapa anak sering melewatkan sarapan setiap hari. Padahal, sarapan itu penting, lho! 

Bukan sekadar mengatasi kelaparan, manfaat sarapan pagi bagi anak juga dapat membantu kegiatan belajarnya di sekolah. Itu sebabnya, kegiatan sarapan bagi anak-anak tidak pernah terlewatkan.

Bicara soal sarapan, memang butuh kreatifitas agar anak-anak tidak bosan. Disajikan menu yang itu-itu lagi kan bosan juga. 

Saya pun begitu. Berkreasi. Nah, tadi pagi saya berkreasi dengan bikin skotel, skotel ala saya pastinya. Ceritanya sih skotel. Kalau skotel "sesungguhnya" kan pakai makaroni.

Kalau saya berbeda. Bahannya dari sisa pizza. Kebetulan kemarin malam itu saya order dua pizza reguler. Dan, kebetulan ada teman-teman anak pertama saya main ke rumah. Dalam kondisi hujan tentu enak makan yang hangat-hangat.

Nah, kebiasaan anak-anak saya kalau makan pizza, bagian pinggirnya yang keras itu tidak dimakan. Tidak doyan, katanya. Alasannya sih ya karena keras itu.

Jadi menumpuk kan pinggiran pizza itu. Biasanya, bagian saya yang menghabiskan hahaha... Karena sayang dibuang, saya pun berpikir, bisa diolah jadi apa ini sisa pizza? Terpikirkanlah oleh saya untuk membuat skotel.

Oke, saya pun mulai mengolah. Sisa-sisa pizza yang keras itu saya masukkan ke dalam penggorengan, tuangkan segelas susu cair, didihkan sambil dilumatkan. Selesai, saya pindahkan ke penggorengan antilengket.

Kemudian, saya kocok satu butir telur ayam, masukkan sedikit garam. Lalu saya potong kecil-kecil satu sosis sapi ukuran jumbo, saya rebus sebentar. Setelah itu, masukkan ke mangkok yang berisi kocokan telur tadi.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Saya masukkan tepung bumbu secukupnya dalam kocokan telur, aduk-aduk. Terus saya tuangkan ke dalam adonan pizza. Aduk-aduk. Lalu panggang deh sekitar 5 menit.

Selesai deh. Bikinnya ternyata tidak merepotkan. Pas banget jika tidak ada waktu banyak untuk menyiapkan sarapan buat anak-anak. Tidak sampai 30 menit. Mungkin 15-20 menit saja.

Setelah matang, saya tuangkan di piring, saya taburi dengan parutan keju dan cabai bubuk. Saya sajikan di meja makan, berikut teh manis hangat.

"Ini apaan Bun?" tanya anak-anak ketika sudah berada di meja makan.

"Ceritanya skotel. Skotel ala Bunda. Cobain deh," jawab saya.

Anak-anak pun mencicipinya. Saya tanya apakah enak, anak-anak menjawab enak. Mungkin karena rasanya yang gurih dan creamy membuat anak-anak menyukainya.

Alhamdulillah kalau begitu. Lega saya. Apalagi sajian ini bisa dibilang bergizi lengkap. Ada kandungan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, air dan mineral. Cukuplah sebagai sumber energi hingga siang.

Sajian skotel itu habis disantap oleh anak pertama saya. Kalau anak kedua saya, tidak dihabiskan. Katanya sih kenyang.

"Kakak mau nambah nggak? Nih habisin aja yang punya adeknya," kata saya kepada anak pertama saya, tapi ditolaknya dengan alasan sudah kesiangan.

Ok. Baiklah. Selesai sarapan anak-anak pun bersiap berangkat ke sekolah. Jam menunjukkan pukul 6.15.

Demikian cerita saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun