Kajian Islam Ahad Subuh (KISAH) Masjid Al Ihsan Permata Depok, Minggu 7 Agustus 2022, melanjutkan kajian tafsir surat Al-Mulk. Kali ini ayat 13 sampai ayat 25.
KISAH kajian tafsir diadakan setiap Minggu pertama. Setiap pekan kajian memang disampaikan dengan pembahasan yang berbeda. Minggu kedua kajian fiqh, minggu ketiga kajian sirah nabi, dan minggu keempat kajian tematik.
Kajian tafsir ini oleh Ustadz H. Dr. Ahmad Badrudin Lc. MA yang juga Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Depok, yang disampaikan secara hybrid.
Baca juga:
Kajian Tafsir, Rajin Baca Surat Al-Mulk Dijauhkan dari siksa kubur
Kajian Tafsir Surat Al-Mulk Ayat 6-12, Sikap Neraka Terhadap Orang-orang Mungkar
Berikut kajiannya.
Ayat 13, Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.
Kaum musyrik saat itu selalu mempergunjingkan Nabi Muhammad dan menjelek-jelekkannya. Mereka menyadari gunjingan mereka itu ternyata diketahui oleh Rasulullah.
Sebahagian mereka berkata kepada sebagian yang lain, "Rendahkanlah suaramu agar kata-katamu tidak didengar oleh Tuhan Muhammad."
Mereka akhirnya bergunjing dengan suara pelan dan rendah, bahkan merahasiakan ucapan di antara mereka agar tidak didengar Tuhan Nabi Muhammad.
Maka turunlah ayat ini untuk merespons sikap tersebut. Antara lain menjelaskan tidak ada suatu apa pun yang luput dari pengetahuan Allah.
Menjelaskan keluasan ilmu Allah yang meliputi hal yang tersembunyi dan yang terlihat. Termasuk segala yang dapat dirahasiakan dan ditampakkan seperti niat, keyakinan, keinginan, pengetahuan, dan perbuatan.
Allah Maha Mengetahui perkara yang tersembunyi di dalam hati sebagaimana Dia Mengetahui perkara yang terlihat. Seperti halnya saat kita shalat. Apakah dengan terdengar suara maupun suara pelan, sama saja. Allah Mahamengetahui.Â
Begitu pula dengan doa yang kita panjatkan. Apakah itu diucapkan dengan lirih ataupun jelas, berbisik, lemah-lembut maupun dengan gerakan hati saja akan diketahui Allah. Tidak ada rahasia bagi Allah.
Ayat 14. Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?
Ini masih kelanjutan sanggahan Allah terhadap sikap kaum musyrik. Apakah pantas Allah yang menciptakan semua makhluk termasuk manusia, tidak luput dari pandangan Allah.
Allah maha tahu segala apa yang Dia ciptakan. Mengetahui hal-hal yang penting, dan yang pokok. Tidak ada yang luput dari pandangan Allah.
Ayat ini memperingatkan orang-orang musyrik yang tidak percaya bahwa Tuhan Maha Mengetahui segala isi langit dan bumi.
Ayat 15. Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
Allah yang menjadikan bumi untuk manusia agar mudah dijelajahi segala penjurunya. Berpetualang, berkelana. Bumi sudah didesain sedemikian rupa oleh Allah sehingga kita mudah menjelajahi isi bumi. Hanya bumilah yang ditempatkan manusia.
Carilah rezekiNya yang sudah disediakan untuk kita. Â Ini adalah perintah Allah agar manusia keluar dari "sarangnya". Perintah untuk bekerja. Kalau diam saja di rumah, belum tentu rezeki itu ada. Yang penting ke luar. Allah sudah menyiapkan rizeki kita di luar.
Orang terbaik itu bukan orang yang hanya duduk di masjid. Sebagaimana firman Allah dalam surat 62, Al Jumu'ah ayat 10, "Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung."
Orang yang mencari kayu di hutan lebih baik dan terhormat dari peminta-minta. Pemulung lebih baik daripada peminta-minta.
Ayat 16. Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan menjungkirbalikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?
Diturunkannya ayat ini sebagai teguran dan peringatan kepada orang-orang kafir Makkah yang merasa aman dari Allah. Allah yang bisa membenamkan manusia ke dalam bumi, dengan tiba-tiba bumi berguncang dan membinasakan mereka.
Apakah merasa aman dari Allah yang bisa mengirimkan angin dan melempari dengan batu-batu kecil? Ketika azab itu tiba ilmu yang mereka miliki tidak lagi berguna.
Allah yang berada di langit kuasa membelah bumi dari bawah sebagaimana yang dialami Qarun. Bumi yang tadinya terhampar dan mudah ntuk ditinggali, lalu tiba-tiba bumi bergoncang.
Ayat 17. Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?
Ini adalah penegasan Allah bahwa Allah akan mengirimkan azab bebatuan dari langit sebagaimana Dia mengirimkannya kepada kaum Luth. Â
Dalam kondisi kekinian (LGBT) apakah Allah akan mengirimkan azab yang sama? Wa'allahu 'alam. Bisa jadi akan mendapatkan azab yang serupa, bisa jufa azab itu dirasakan saat ajal menjemput atau saat di alam kubur. Hanya orang itu yang bisa merasakan.
Meski demikian, kita tidak boleh menutup mata atas kemaksiatan. Karena azab atau musibah yang menimpa orang zalim  juga akan ikut menimpa orang-orang yang taat di sekitar mereka.
"Peliharalah diri kalian dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kalian. Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (QS al-Anfal 8 : 25)
Kemaksiatan zaman sekarang juga dilakukan zaman dahulu kala. Ketika kekufuran dan maksiat merajalela, Allah langsung menurunkan azabnya untuk umat tersebut.
Tetapi di zaman Nabi Muhammad SAW, Allah cenderung menahan azabNya yang luar biasa. Semua ini tidak lepas dari doa Rasulullah SAW karena kasih sayangnya kepada umatnya.
Azab bagi umat Nabi Muhammad hanya parsial. Berbeda dengan umat terdahulu. Mereka mendapatkan azab yang dahsyat sehingga habis, yang bisa membinasakan satu kaum.
Ayat 18, Dan sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku!
Allah mengingatkan kaum musyrik Mekkah atas azab yang menimpa umat-umat terdahulu yang telah mendustakan. Allah turunkan siksa atas mereka karena  kekufuran dan pendustaan. Sungguh murka Allah amat keras.
Umat-umat terdahulu sebelum orang-orang kafir ini telah mendustakan para Rasul mereka, sehingga mereka mendapat siksaan yang menyakitkan. Telah turun kepada mereka berbagai jenis azab sebagai balasan dan pengingkaran Allah terhadap mereka.
Ayat 19. Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pengasih. Sungguh, Dia Maha Melihat segala sesuatu.
Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa Dia Mahakuasa lagi Maha Menentukan segala sesuatu. Salah satu buktinya ialah dengan kekuasaanNya menahan burung yang sedang berada di angkasa, sehingga tidak jatuh ke bumi.
Siapakah yang menahan burung itu dari kejatuhan pada waktu dia mengembangkan dan mengatupkan sayapnya?
Ayat 20, Atau siapakah yang akan menjadi bala tentara bagimu yang dapat membelamu selain (Allah) Yang Maha Pengasih? Orang-orang kafir itu hanyalah dalam (keadaan) tertipu.
Kaum musyrik Mekah sering kali mengandalkan kekuatan material atau berhala-berhala yang mereka sembah sebagai pembela mereka. Ayat ini menegaskan siapakah yang akan menjadi bala tentara dan pembela yang dapat membela selain Allah Yang Maha Pengasih?
Ayat 21, Atau siapakah yang dapat memberimu rezeki jika Dia menahan rezeki-Nya? Bahkan mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri (dari kebenaran).
Kepada orang-orang kafir yang mengingkari rezeki Allah, disampaikan pernyataan dalam bentuk pertanyaan bahwa tak seorang pun dapat memberi rezeki, bila Allah menahan untuk tidak memberikan rezeki itu kepada mereka.
Ayat 22, Maka apakah orang yang berjalan terjungkal di atas mukanya itu lebih banyak mendapatkan petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?
Apakah sama antara orang musyrik dengan orang beriman itu? Dalam ayat ini dijelaskan perbedaan antara orang musyrik yang berjalan tanpa petunjuk dan jatuh tersungkur karena jalannya sangat buruk dan sesat.
Sementara orang beriman berjalan dengan tegap dan dapat melihat jalannya dengan jelas sehingga dia dapat sampai pada tempat tujuannya.
Ayat 23, Katakanlah, "Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati nurani bagi kamu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur."
Allah menekankan, Allahlah yang telah menciptakan mereka semua dan menyempurnakan penciptaanNya dengan menjadikan mereka dapat mendengar, melihat, dan berpikir.Â
Karena itu, Allah berhak untuk disembah, ditaati, dan disyukuri segala nikmat-nikmatNya yang agung. Tetapi sedikit sekali dari hamba-hambaNya yang mensyukurinya.
Ayat 24, Katakanlah, "Dialah yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi, dan hanya kepada-Nya kamu akan dikumpulkan."
Allah memerintahkan Nabi Muhammad agar menyampaikan kepada kaum musyrik bahwa Allahlah yang menyebarkan mereka di muka bumi, bukan berhala-berhala yang tidak mampu menciptakan apa pun.
Allah juga menegaskan dalam ayat ini pada akhirnya semua akan kembali kepadaNya, maka tidak sewajarnya menyombongkan diri dan mendurhakai perintahNya.
Ayat 25, Dan mereka berkata, "Kapan (datangnya) ancaman itu jika kamu orang yang benar?"
Orang-orang kafir itu bertanya kepada Rasulullah Saw dengan maksud mengejek dan menentang tentang kapan waktunya azab menimpa mereka yang sering disebut-sebut akan menimpa orang kafir?
Demikian. Semoga bermanfaat dan memberikan pencerahan.Â
Wallahu'alam bisshowab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H