Tetapi di zaman Nabi Muhammad SAW, Allah cenderung menahan azabNya yang luar biasa. Semua ini tidak lepas dari doa Rasulullah SAW karena kasih sayangnya kepada umatnya.
Azab bagi umat Nabi Muhammad hanya parsial. Berbeda dengan umat terdahulu. Mereka mendapatkan azab yang dahsyat sehingga habis, yang bisa membinasakan satu kaum.
Ayat 18, Dan sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku!
Allah mengingatkan kaum musyrik Mekkah atas azab yang menimpa umat-umat terdahulu yang telah mendustakan. Allah turunkan siksa atas mereka karena  kekufuran dan pendustaan. Sungguh murka Allah amat keras.
Umat-umat terdahulu sebelum orang-orang kafir ini telah mendustakan para Rasul mereka, sehingga mereka mendapat siksaan yang menyakitkan. Telah turun kepada mereka berbagai jenis azab sebagai balasan dan pengingkaran Allah terhadap mereka.
Ayat 19. Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pengasih. Sungguh, Dia Maha Melihat segala sesuatu.
Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa Dia Mahakuasa lagi Maha Menentukan segala sesuatu. Salah satu buktinya ialah dengan kekuasaanNya menahan burung yang sedang berada di angkasa, sehingga tidak jatuh ke bumi.
Siapakah yang menahan burung itu dari kejatuhan pada waktu dia mengembangkan dan mengatupkan sayapnya?
Ayat 20, Atau siapakah yang akan menjadi bala tentara bagimu yang dapat membelamu selain (Allah) Yang Maha Pengasih? Orang-orang kafir itu hanyalah dalam (keadaan) tertipu.
Kaum musyrik Mekah sering kali mengandalkan kekuatan material atau berhala-berhala yang mereka sembah sebagai pembela mereka. Ayat ini menegaskan siapakah yang akan menjadi bala tentara dan pembela yang dapat membela selain Allah Yang Maha Pengasih?