Pulang-pulang suami dengan senyum lebarnya bercerita.
"Akhirnya, sapi yang kejeblos itu bisa keangkat juga dengan mobil Landy Daddy," kata suami sambil memperlihatkan video rekamannya.
Cerita suami, sapi itu kejeblos ke lobang selokan. Diangkat 10 orang tidak bisa. Akhirnya diputuskan untuk disembelih. Eh, setelah disembelih tetap tidak terangkat juga. Lalu minta bantuan deh ke suami.
Dari rekaman video itu saya melihat, sapi yang sudah disembelih itu ditarik pakai tali winch. Sayang, durasi videonya kurang lama. Tidak terlihat endingnya.
Bisa dimaklumi sih karena yang merekam suami sendiri. Konsentrasinya terpecah antara sapi, mobil, dan merekam. Coba saya ada di situ ya.
Tidak lama, anak ketiga duduk di ranjang dekat saya bercerita soal sapi yang terjeblos itu.
"Bunda, bunda, tadi Daddy narik sapi yang kejeblos pakai mobil. Tadinya sempat nggak bisa, sapinya berat. Mau panggil pemadam kebakaran, terus kata Daddy dicoba lagi, Â setelah dicoba lagi akhirnya bisa," ceritanya.
"Adelia moto nggak?" tanya saya. Maksud saya biar bisa jadi foto pendamping tulisan kalau saya mau bikin tulisannya.
"Nggak, aku kan nggak bawa hp. Kok Bunda nggak ikut lihat?" katanya. Saya bilang, kalau Bundanya sedang sakit kepala.
Agak sorean, ketika sakit kepala saya mulai mereda, cerita anak saya tadi, saya konfirmasikan lagi ke suami. Apa seperti itu ceritanya?